![]() |
Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC |
Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ibu kota Jakarta, yaitu selepas SMP sekitar tahun 1992. Sedangkan saya, selepas SMA di tahun 1995 baru merantau ke Palembang, meninggalkan kampung halaman di Sekayu.
Saat itu, semua keperluan bertahan hidup dilakukan sendiri. Mencuci baju, harus nyuci sendiri. Tidak seperti sekarang, yang banyak laundry kiloan di kampus seantero. Jadilah, setiap akhir pekan, aktivitas saya bukannya jalan-jalan dengan teman, melainkan mencuci baju yang sudah numpuk seminggu.
Begitupun soal makanan. Kalo awal bulan, sesekali bisa menikmati nasi padang atau sate. Akan tetapi, di tengah bulan mulai mengencangkan ikat pinggang. Uang yang ada harus digunakan sehemat mungkin.
Caranya adalah dengan masak sendiri. Untungnya, orang tua selalu memastikan pasokan sembako cukup. Setidaknya beras, garam, gula, termasuk kecap ABC selalu ada di dapur kontrakan. Dengan berbekal bumbu-bumbu dan kecap ABC, saya bisa membuat aneka masakan.
Seperti nasi goreng, mie goreng, oseng tempe, bacem tahu tempe, semur dan lainnya. Meski tidak menggunakan daging atau ayam, maklum kantong anak kos, masakan saya cukup enak. Dan, uang jatah dari orang tua bisa tahan sampai akhir bulan.
Suami sendiri tidak jauh berbeda. Dia sebagai anak MAPALA di kampusnya, bahkan lebih mandiri daripada saya. Ia memancing ikan di sungai, lalu membakarnya bersama teman-teman di kontrakan. Bumbunya cuma garam, cabe dan kecap ABC. Rasanya jangan ditanya, ibu kontrakan aja, jadi minta bagian.
Akan tetapi, kemandirian suami terbalik ketika kami menikah. Beliau dibesarkan di lingkungan keluarga yang masih memegang paham lama (adat lokal). Di antaranya, suami harus dilayani istri. Suami tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah tangga, termasuk mencuci piring sekalipun.
Apalagi saat melahirkan, saya harus menyiapkan bahan-bahan setengah matang untuk stok lauk, dan memesan katering harian untuk lauk makan siang. Terasa sangat sayang, karena pengeluaran bulanan jadi membengkak dua kali lipat. Begitupun saat anak kedua lahir, tiga tahun kemudian. Untungnya, penghasilan saat itu memungkinkan, sehingga tidak terasa berat.
Ketika akhirnya, kami memutuskan untuk pindah ke kampung halaman, masalah ini diuji kembali. Dekat dengan mertua dan keluarga besarnya, suami tidak bisa membantu saya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan untuk membuat kopi sendiri pun. Jika sampai terlihat oleh mertua, saya akan diomelin panjang kali lebar kali tinggi. Ampunn...
Gimana kalo bantuin masak? Bisa perang dunia kalii..
![]() |
SuamiIstriMasak Credits: pexels.com |
Padahal, tidak ada salahnya suaminya membantu memasak. Memasak bukanlah aktivitas yang menjatuhkan harga diri laki-laki. Kan, chef-chef terkenal banyak laki-laki. Lihat saja, Gordon Ramsey, atau Chef Juna, Chef Arnold. Mereka tetap terlihat keren dan gagah saat beraktivitas di dapur.
Selain itu, aktivitas #suamiistrimasak ini bisa menimbulkan dampak positif bagi pasangan suami istri, seperti:
1. Meningkatkan kerjasama
2. Melatih kekompakan
3. Mencairkan suasana
4. Menjadi lebih dekat
5. Menjadi lebih akrab
6. Bisa tertawa bersama
7. Bercanda
8. Menambah rasa sayang
Untunglah, sikap suami sedikit fleksibel saat kami memutuskan untuk membangun food truck sebagai jalan mencari rezeki di Sekayu. Food truck yang mengusung nama Dapo Puyang ini menawarkan dua menu utama, yaitu dimsum dan baso aci. Selain itu ada menu tambahan untuk event tertentu, seperti nasi uduk, nasi goreng, mie instan, dan jajanan pasar.
Usaha kuliner ini membutuhkan banyak tenaga. Mulai dari belanja bahan, persiapan bahan, pengolahan, dan penyajian. Sedangkan, kami belum berani merekrut karyawan. Oleh karena itu, saya memaksimalkan tenaga suami dan anak-anak untuk membantu.
![]() |
Suami saat menemani pengunjung di food truck kami Credits: dokpri |
Nah, kembali ke poin di atas. Bagaimana suami akhirnya mau turun tangan membantu urusan dapur? Setelah melihat istrinya terkapar sakit karena kelelahan. Akan tetapi, demi menghargai ibu mertua dan keluarga besar, suami melakukan aktivitas bantu-bantu ini di belakang layar.
It's okay-lah... Bukankah pekerjaan di belakang layar itu banyak, gaess. Seperti persiapan memasak, mengupas-ngupas, memotong, dan mem-blender itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dan, saya merasa terbantu sekali dengan kerelaan hati suami mengerjakan hal itu.
Suami bukan tipe romantis kayak di drakor-drakor. Akan tetapi, ketika saya baru sembuh dari deman, dan tidak ada napsu makan, ia inisiatif membuat masakan ala-ala dia.
Ada 2 menu yang dibuatnya saat itu, dibantu oleh si bungsu Dika (13 tahun).
Menu pertama adalah Kupat Tahu Bandung. Memanfaatkan isi kulkas. Ada sisa lontong, stok tahu untuk jualan, di goreng dan dipotong. Sedikit toge di siram air panas sebentar, lalu di tata di piring. Kemudian disiram kuah kacang, stok jualan, terakhir di kucurkan Kecap ABC dengan banyak. Saya suka manisnya Kecap ABC.
![]() |
Kupat Tahu Ala Suami Credits: dokpri |
Menus kedua, juga memanfaatkan stok yang ada di kulkas. Ada sepapan tempe, dipotong dan digoreng. Lalu tumis rajangan bawang merah dan bawang putih, potongan tomat, sedikit potongan cabe. Setelah layu, masukkan tempe, beri sedikit garam, gula, dan kaldu bubuk.
Setelah itu, tambahkan Kecap ABC sebagai sentuhan akhir. Alhamdulillah, rasanya enak. Terbukti Dani dan Dika makannya lahap sekali sambil memuji masakan Ayahnya. Mm, padahal itu karena sentuhan Kecap ABC.
![]() |
Oseng Tempe ala Daddy Credits: dokpri |
Saya terbantu sekali ketika suami mau memasak untuk anak-anak, ketika saya lagi sakit. Walaupun, saya harus bolak-balik memberi arahan, dan dapur terlihat seperti kapal pecah, tapi melihat senyum mengembang di wajah orang-orang tercinta itu, sangatlah menyenangkan.
So, jangan khawatir kalau suami membantu memasak. Cukup pastikan ada Kecap ABC di dekatnya saja. Hahaha... InsyaAllah, rasanya akan enak. Seperti kata Christian Sugiono di video Kecap ABC, bahwa rasa manis itu berawal dari ketidaksempurnaan.
![]() |
Nasi Oseng Tempe Credits: dokpri |
Kecap ABC tidak hanya kali ini mengadakan kampanye seperti ini.
Tahun 2018: Kecap ABC pertama kali memulai kampanyenya.
Tahun 2019: Insisiasi Kampanye dilakukan pada Hari Kesetaraan Perempuan
Tahun 2020: Kecap ABC mengadakan kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan
Tahun 2021: Kecap ABC melakukan kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami & istri di dapur.
Ini membuktikan bahwa Kecap ABC peduli dengan para pelanggannya, peduli akan kesejahteraan konsumennya, bahwa sesuatu yang manis berawal dari ketidaksempurnaan.
Tulisan ini terinspirasi dari video #SuamiIstriMasak Kecap ABC yang mengungkap keseruan aktivitas #SuamiIstriMasak.
Yuk, jangan takut mengajak suami masak bersama. Walaupun dapur kayak kapal pecah, tapi keseruan dan keakraban yang terjalin tak ternilai harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar