Senin, 16 November 2020

Canangkan Program Produksi Konsumsi untuk Kesejahteraan Pangan Indonesiaku

 

Jika saya menjadi pemimpin, apa yang akan saya lakukan untuk Indonesia? Pertanyaan ini terngiang-ngiang di telinga, saat melihat kondisi Indonesia akibat demo beberapa waktu yang lalu. 

Padi
pexels.com


Indonesiaku yang indah dengan segala keanekaragamannya, saya beruntung bisa mengunjungi berbagai wilayah di Indonesia tercinta. Ini karena profesi suami sebagai konsultan tenaga ahli yang sering mendamping para kepala daerah di berbagai wilayah Indonesia.

Suami tidak hanya mengajak melihat tempat-tempat wisata dengan pemandangan yang indah. Beliau juga mengajak saya dan anak-anak melihat daerah pesisir Maluku yang masih terbelakang, serta daerah-daerah terpencil lainnya. Melihat dan menyaksikan bagaimana kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan, kami selalu menyempatkan untuk live in minimal sehari semalam di desa tersebut. 

Masyarakat yang tidak terjangkau fasilitas air bersih dan listrik, serta masyarakat yang kehidupannya masih jauh dari layak. Melihat dari dekat kehidupan masyarakat pesisir di Maluku, dan di desa-desa terpencil lainnya. Kita pernah mengenal sebuah keluarga yang hanya bisa memasak bubur untuk santapan sehari-hari. Bukan bubur ayam dengan berbagai topping buat sarapan, bukan semewah itu. Ini hanya bubur nasi yang ditabur sedikit garam buat menimbulkan rasanya, dan dimakan tanpa topping apapun. Betul-betul hidangan yang sangat minimalis. Ironisnya ini bukan buat sarapan, melainkan untuk hidangan utama yang hanya bisa mereka santap sekali sepanjang hari.

Saya pun pernah mengenal someone yang merebus air dengan potongan bawang merah sebagai lauk makan anaknya. Yup, si anak hanya makan nasi dengan kuah bening tanpa sayur. Masih beruntung mereka mempunyai nasi. Beruntung, saya melihat kejadian ini, sehingga bisa berbagi sedikit rezeki yang kami punya. Akan tetapi, berapa banyak masyarakat yang kehidupannya seperti, dan luput dari pantauan kita dan pemerintah?

 

Pemerintah memang mencanangkan berbagai program untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Akan tetapi, masih ada saja masyarakat yang betul-betul membutuhkan bantuan, yang tidak terdata oleh dinas terkait. Entah salahnya di mana?

Ketika bicara tentang kesejahteraan pangan, kita akan menuju ke sektor pertanian dan para petani sebagai penggeraknya. Dilansir dari msn.com (28/08/2020), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa jumlah petani di Indonesia berkurang drastis. Sebelumnya jumlah petani mencapai 34, 58 juta dan sekarang jumlah petani mencapai 33, 4 juta petani. Padahal untuk mencapai ketahanan pangan, Indonesia harus mempunyai regenerasi petani. Anak-anak muda diharapkan memiliki keinginan untuk menjadi petani. Akan tetapi, kesan petani yang kotor dan berpenghasilan rendah tentu tidak menarik bagi anak-anak urban zaman sekarang. 

Peran generasi muda saat ini sangat dibutuhkan. Indonesia mencanangkan tahun 2021 sebagai Tahun Ketahanan Pangan Indonesia. Jika ingin ini berhasil, pemerintah harus menggaet sebanyak mungkin masyarakat, khususnya anak muda untuk mau "bertani". 


Kamis, 17 September 2020

Review: Lister.co.id Sebagai Solusi Meningkatkan Skor IELTS Anda

Sewaktu masih kuliah dulu, saya bercita-cita ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri, atau sekalian bekerja dan tinggal di luar negeri. Mungkin, karena pengaruh dari novel-novel John Grisham dan N.H. Dini yang sering saya baca di sela-sela jadwal kuliah. John Grisham mendeskripsikan dengan sangat baik setiap kota yang menjadi latar belakang cerita di novelnya. Ini membuat saya larut dan membayangkan berada di kota-kota tersebut. Mulai dari keindahan kota Paris, Roma, New York yang hiruk pikuk, serta London yang anggun. Begitupun dengan N.H. Dini, yang begitu apik menceritakan setiap kota yang menjadi latar belakang ceritanya.


Belajar Online

Credit: Pexels.com

Impian ini membuat saya nekat belajar bahasa Inggris dengan fasilitas seadanya. Sewaktu SMP, orang tua belum menganggap perlu untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya belajar dengan mengandalkan film-film yang ada di televisi. Bahkan, saya menyiapkan sebuah buku tulis khusus, untuk mencatat  setiap dialog yang bisa ditangkap telinga saya waktu itu.

Seperti kata ... “any body home?, are you there?, let it be me”. Ini saya pelajari dari menonton film, dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang berhasil saya catat saat masa SMP hingga SMA. Baru setelah duduk di bangku kuliah, saya ikut kursus bahasa Inggris di salah satu lembaga bahasa di Palembang.

Sayangnya, waktu itu info tentang persiapan kuliah ke luar negeri masih minim. Yup, saya generasi 90-an, di mana internet belum meluas seperti sekarang. Anak-anak sekarang yang berencana untuk kuliah ke luar negeri, tinggal browsing saja di internet, maka info-nya akan bermunculan. Mulai dari universitas yang menjadi rekomendasi, program-program beasiswa, hingga persiapan untuk kuliah ke luar negeri. Bahkan, terdapat grup-grup di media sosial khusus untuk kuliah dan bekerja ke luar negeri. Salah satu persiapan yang harus mendapat perhatian lebih adalah kemampuan berbahasa Inggris. Standar kemampuan bahasa Inggris Internasional yang dipakai di dunia adalah IELTS atau Internasional English Language Testing System. IELTS akan menguji kemampuan berbahasa Inggris Anda, mulai dari mendengarkan (listening), menulis (writing), berbicara (speaking), dan membaca (reading).

Pandemi yang melanda dunia sejak Januari 2020 ini, berdampak pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  menetapkan kegiatan belajar dan mengajar dilakukan secara daring. Bahkan, kegiatan wisuda beberapa universitas pun dilakukan secara virtual. Banyak agenda pendidikan menjadi tertunda atau dialihkan, demi memutus rantai penyebaran virus COVID -19. Seperti halnya mereka yang berencana melanjutkan kuliah atau bekerja ke luar negeri, terpaksa menunda rencananya.

Akan tetapi, walaupun demikian, tidak ada salahnya mempersiapkan kemampuan bahasa Inggris Anda sejak dari sekarang. Anda bisa mulai belajar mempersiapkan diri untuk mengikuti tes IELTS demi kepentingan study atau bekerja di luar negeri. Demi tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19, Anda bisa mencoba kursus IELTS secara online di lister.co.id. Anda juga bisa belajar untuk meningkatkan skor IELTS agar  bisa menembus universitas yang diinginkan, atau mengejar beasiswa impian. 

Mengenal Lister.co.id

Lister.co.id adalah one stop learning paltform, di mana Anda bisa belajar bahasa dari mana saja dan kapan saja. Jangan khawatir, Anda bisa menyesuaikan ritme belajar sesuai dengan kecepatan belajar dan level kemampuan berbahasa Anda. Jika ingin mengenal lebih dekat lister.co.id Anda bisa menyimak video berikut ini. 




 

Mengapa harus Lister.co.id?

-       Kapanpun, Di manapun 

     Sistem belajarnya yang secara online, membuat Anda bisa belajar dari mana saja dan kapan saja.

-       Dukungan Penuh 

      Jika Anda memiliki pertanyaan, tim Lister.co.id siap membantu setiap saat.

-      Kualitas Tinggi

Materi belajar dibuat dengan standar internasional yang disesuaikan dengan metode pengajaran lister.co.id.

-       Live Interaktif

Kelas apapun yang Anda pilih, disesuaikan dengan tujuan belajar. Anda akan belajar sesuai dengan kecepatan dan level belajar masing-masing.

-       Terjangkau

Kelas standar internasional denga harga yang terjangkau. Anda bisa mengakses materi selama 24 jam selama 7 hari seminggu.

-       Guru Bersertifikasi

Para pengajar di Lister.co.id adalah Foreign Lister Teacher yang bersetifikasi, dan telah mendapat pelatihan terlebih dahulu sebelum mengajar bahasa Inggris.

-       Support Comunity

Lister.co.id juga menyediakan komunitas pendukung untuk menemani belajar dan melayani konsultasi terhadap perkembangan Anda.

-       Bergaransi

Lister.co.id memberikan garansi skor IELTS 7 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.


So, jangan sia-siakan waktu. Persiapan diri dengan belajar lagi untuk meningkatkan skor IELTS Anda. Sehingga ketika pandemi selesai, tiba saatnya mengejar impian untuk kuliah atau bekerja ke luar negeri, Anda sudah siap!


Rabu, 29 Juli 2020

Manajemen Perusahaan Lebih Simpel dengan Sofware Payroll

Sejak pandemi Corona yang disebabkan oleh virus COVID-19 melanda seluruh dunia, dampaknya terlihat di berbagai bidang. Mulai dari bidang pendidikan, sosial budaya, dan ekonomi. Salah satu penyebabnya adalah karena kebijakan pemerintah untuk melakukan social distancing atau pembatasan kegiatan sosial. Pembatasan kegiatan fisik dàn sosial secara besar-besaran pun dilakukan di berbagai kota, untuk memutus rantai penyebaran virus. 

Proses Perhitungan Gaji Karyawàn
Credit: pexels.com

Hampir empat bulan berlalu sejak kasus pertama ditemukan awal Maret di Depok, kondisi perekonomian Indonesia berada pada titik memprihatikan. Ribuan perusahaan melakukan berbagai manuver demi menyelamatkan perusahaan. Mulai dari pembagian shift kerja yang lebih sedikit, pembatasan jam operasional atau jam kerja, pembatasan jumlah produksi, hingga di titik paling akhir adalah melakukan pengurangan karyawan. 

Dengan situasi yang tidàk biasa ini, akan sàngat memusingkan jika administrasi karyawan masih menggunakan sistem manual. Betapa sibuk staf HRD perusahaan saat menghitung gaji karyawan berdasarkan gaji pokok, uang tunjangan, uang lembur, ataupun uang bonus. Seperti saat pàndemi seperti sekarang, ada perusahaan yang menetapkan jam kerja bergantian pada karyawannya. Seminggu masuk, dan seminggu kemudian libur. Bisa dibayangkan kerepotan menghitung gaji mereka berdasarkan absensi kehadiran. Apalagi jika karyawan perusahaan yang diurus mencapai ratusan atau ribuan orang. 

Sebenarnya sudah banyak perusahaan yang menggunakan absensi sidik jari. Akan tetapi, absensi sidik jari dirasa kurang efektif. Ini karena absensi sidik jari hanya dapat memverifikasi kehadiran, tidak dapat mengolah data dan informasi lainnya. Sehingga staf HRD sulit memantau dan mengontrol aktivitas karyawan. Seperti penjadwalan, pembagian shifting, dan juga hal administratif lainnya. Akhirnya dipilih solusi praktis yang dapat digunakan yaitu dengan menggunaan sofware absensi

  
Akan tetapi, sofware absensi diharapkan memiliki konektivitas dengan perhitungan gaji. Ini untuk memudahkan pekerjaan staf HDR, saat menghitung dan membayar gaji karyawan. Sebuah perusahaan yang sedang berkembang, sebaiknya menggunakan payroll sebagai sofware absensi.

Memasuki era industri 4.0 hampir semua bidang mengalami perubahan, dari konvensional menjadi digital. Perusahaan-perusahaan mulai berbenah diri. Membenahi sistem mereka, agar kinerja perusahaan menjadi maksimal. Salah satu yang mereka lakukan adalah dengan menggunakan sofware payroll

Apa sih Payroll
Payroll adalah sistem administrasi untuk proses perhitungan gaji karyawan. Dengan menggunakan sofware payroll, sistem penggajian ini berlangsung lebih mudah, sehingga pekerjaan staf HRD menjadi lebih ringan. 

Payroll merupakan sistem administrasi penggajian perusahaan untuk karyawan atau pegawai secara lebih mudah. Sistem payroll memudahkan pekerjaan rutin staf HRD setiap bulannya dalam menghitung gaji yang harus dibayarkan dan dihitung berdasarkan gaji pokok, tunjangan transport, uang makan, dan uang lembur. 


Kelebihan Sistem Payroll
Apa saja kelebihan yang dimiliki sofware payroll, sehingga perusahaan disarankan untuk menggunakannya? Di antaranya adalah sebagai berikut:

Terintegrasi dengan Absensi
Oleh karena sistem payroll berbasis aplikasi, maka staf HRD lebih mudah melihat kinerja karyawan dalam satu bulan. Sofware payroll yang terintegrasi dengan absensi, membuat perhitungan gaji menjadi lebih mudah. Karyawan yang tidak masuk kerja, akan tercatat dalam sistem yang sekaligus melakukan perhitungan terhadap gajinya. Termasuk jika ada tunjangan lain, bonus, uang makan, dan upah lainnya. Oleh karena itu, sebelum menggunakan sofware payroll, perusahaan harus terlebih dahulu memasukkan besaran gaji pokok, uang lembur, dan hal lainnya yang memudahkan dalam proses penghitungan gaji karyawan. 

Hemat Waktu dan Tenaga
Penggunakan sofware payroll ini juga bisa membuat perusahaan melakukan penghematan tenaga kerja. Jika perhitungan gaji secara manual membutuhkan lebih banyak karyawan HRD, maka dengan menggunakan sofware payroll, staf HRD cukup 1-3 orang saja. Secara waktu pengerjaan juga akan lebih hemat, sehingga perusahaan tidak perlu membayar upah lembur bagi staf HRD jika menjelang hari gajian. 

Dengan adanya sofware payroll, diharapkan akan memudahkan pekerjaan stàf HRD perusahaan, sehingga kinerjanya bisa lebih maksimal lagi. Bagi perusahaan pun, penggunaan aplikasi payroll merupakan bentuk kemajuan teknologi informasi yang bisa memangkas waktu dan tenaga. Semoga makin banyak perusahaan yang menggunakan sofware payroll. 

Review Film: The Royal Tailor

Review Film (Spoiler Alert)
Judul Film: The Royal Tailor
Rilis: 24 Desember 2014 (Korea Selatan)
Sutradara: Lee Won-suk
Pemain: Han Suk-kyu, Go Soo, Park Shun-hye, dan Yoo Yeon-seok.
Durasi : 2 jam 7 menit


Royal Tailor 

Nominasi: Penghargaan Seni Baeksang untuk Best Supporting Actor, Penghargaan Grand Bell untuk Aktor Pendukung Terbaik, Grand Bell Award for Best Cinematography, Grand Bell Award for Best Lighting, Grand Bell Award for Best Sound Recording

Penghargaan: Penghargaan Seni Baeksang untuk Kategori Film: Aktris Populer, Penghargaan Grand Bell untuk Penata Artistik Terbaik, Grand Bell Award for Best Costume Design.

*************

Pernahkah terpikirkan oleh kita, bahwa ada bahan pakaian atau model pakaian tertentu yang hanya boleh dipakai oleh satu golongan saja? Ternyata ada, loh. Bahan itu adalah sutra. Zaman Dinasti Joseon, kain sutra hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja. Oleh karena itu, orang-orang pada masa itu berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara, agar bisa mendapat gelar bangsawan dari raja.

The Royal Tailor bercerita tentang persaingan dua penjahit pada masa Dinasti Joseon. Jo Dol-Seok adalah seorang penjahit kerajaan yang telah mengabdi selama 30 tahun. Ia bertanggung jawàb menjahit pakaian untuk raja dan ratu. Sebuah posisi yang sangat terhormat.
Jo Dol-Seok berasal dari kasta terendah, dan dilatih menjadi penjahit sebagai budak belian. Ia belajar dengan keras agar bisa menjadi penjahit pakaian keluarga kerajaan dan berharap mendapat gelàr bangsawan karena pengabdiannya. Salah satu alasannya agar bisa menggunakan pakaian dari sutra yang indah dan mahal. Yup, zaman itu kasta seseorang terlihat dari pakaian yang digunakannya.

Jo Dol-Seok menganggap dirinya adalah desainer terbaik pada masa itu. Suatu ketika, datang seorang penjahit muda yang urakan dan flamboyan, yang berhasil memperbaiki baju kebesàran raja dalam waktu 24 jam. Jo Dol-Seok merasa posisinya terancam. Le Gong-Jin, sang penjahit urakan tersebut, memiliki ide-ide unik untuk desainnya. Hampir semua orang ingin menggunakan rancangannya. Gong-Jin selalu ada ide membuat pakaian yang cocok dengan pemakainya. Para wanita kelihatan cantik dan seksi dengan pakaian karyanya. Begitupun dengan para lelaki, dengan pakaian yang diukur sesuai dengan ukuran badan mereka. Pada zama itu, pakaian masih dibuat dengan satu ukuran. Sehingga ada yang kebesaran atau kekecilan.

Film yang bergenre kolosal ini sangat menarik. Saya yang sangat menyukai sejarah, semakin tertarik dengan film ini, karena ada sejarah dunia fesyen-nya. The Royal Tailor ini tidak hanya mengangkat kisah percintaan raja dan ratu, serta intrik perebutan posisi ratu, melainkan juga mengangkat kisah penjahit pada masa Joseon.

Dinasti Joseon dikenal dinasti yang menjadi cikal bakal budaya, teknologi dan berbagai perkembangan lainnya. Para penjahit kerajaan ini berkarya dengan alat-alat sederhana. Mereka tidak menggunakan buku sketsa untuk membuat pola, tidak menggunakan meteran untuk mengukur, tidak ada mesin jahit maupun mesin bordir.

Mereka mengambil ukuran dengan menggunakan benang, dan menjahit dengan tangan. Bahkan bordiran dengan benang emas yang berkilauan dan mewah itu dikerjakan dengan tangan. Terlihat tangan penjahit yang terluka dan kapalan, karena sering menarik benang. Ketika Jo Dol-Seok mendobrak kediaman Gong-Jin, ia kaget dengan kecerdikan Gong-Jin yang menggunkan sketsa pola untuk setiap desainnya.

Dunia fashion selalu menarik untuk di tonton. Saya selalu takjub dengan ide orang-orang yang bekerja di dunia fashion. Di berbagai artikel yang saya temui, ternyata di abad pertengahan, hanya perempuan bangsawan ynag menggunakan pakaian dalam. See, pakaian dalam saja dibatasi penggunaannya. Apalagi pakaian luar atau gaun pesta. Kelihatan sekali perbedaan kasta-nya. Beruntung kita hidup zaman sekarang, bisa beli gamis brand apa saja asalkan ada uangnya.

Ketika Gong-Jin membuatkan sebuah baju untuk Ratu, banyak orang yang menyukainya. Mereka pun minta agar dibuatkan baju yang sama, tentu dengan bahan yang beda. Boleh dibilang, ratu merupakan trend setter fashion pada masa itu. Seorang selir yang ingin merebut kekuasaan ratu, memanfaatkan hal ini sebagai black campaign.

Padahal trend fashion itu terjadi sepanjang waktu. Tahun 1560, saat Ratu Elizabeth I mendapatkan hadiah stoking sutra, dan mulai sering memakainya. Masyarakat pun ikut-ikutan menggunakan stoking. Fashion ini tidak hanya menyebar di wanita Inggris saja, bahkan sampai ke seluruh Eropa hingga akhirnya ke Asia.

Seperti halnya Mary Phelps Jacob, yang berkreasi dengan saputangannya untuk menciptakan bra, di tahun 1914. Penemuan ini merupakan sebuah fesyen saat itu yang diikuti oleh banyak wanita.

Saya gregetan ketika raja yang berhasil dihasut selir menganggap bahwa ratu membawa aib bagi kerajaan, karena model pakaiannya ditiru rakyat. Duh, raja kudet banget, sih. Justru bagus kalau ratu menjadi trend setter fesyen. Berarti ratu adalah orang yang diakui kecantikannya oleh rakyat.

Kalian yang penasaran dengan proses pembuatan pakaian zaman Joseon, bagaimana proses pencarian warna baju, bolehlah luangkan waktu selama dua jam, tujuh menit untuk menyaksikan film The Royal Tailor ini. Dijamin film-nya tidak membosankan. Saya selalu takjub dengan cara Gong-Jin menemukan ide untuk desainnya, dan cara ia menentukan warna pakaian ciptaannya. Bahkan, Go-Jin mencari dan meramu warna yang belum ada, loh. Tak heran, pakaian yang digunakan ratu saat ada jamuan kerajaan, berhasil mengundang decak kagum orang yang melihatnya. Bagaimana karier Gong-Jin selanjutnya? Dan, apakah Jo Dol-Seok berhasil menjadi bangsawan seperti cita-citanya? Cuss, nonton aja. 😍

********

#NAD_30HariMenulis2020
#Hari_ke_14
#NomorAbsen_118
Jumlah kata: 794

Referensi:
https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/mirqotul-aliyah/dinasti-joseon-c1c2/5
https://m.brilio.net/film/10-drama-korea-kolosal-diangkat-dari-kisah-nyata-190429r.html
https://www.liputan6.com/global/read/2673440/seperti-ini-10-bentuk-pakaian-dalam-unik-pada-masa-lalu

Kamis, 02 Juli 2020

Review Buku Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela

Judul : Totto Chan–Gadis Cilik di Jendela
Penulis : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 272 Halaman


Buku Totto-chan, koleksi Bun

Saat ikut kompetisi Duta Parenting Center ynag diselenggarakan tahun 2014 silam, saya mendengar tentang buku Totto-chan. Teman-teman yang bergelut di bidang pendidikan dan parenting, berulang kali membahas isi buku ini.

Sejak saat itu, saya pun berburu buku Totto-chan. Baik secara online maupun offline dengan mendatangi toko buku setiap kali ada kesempatan nge-mall. Hingga suatu hari di 2018, saat menemani Dani (sulung kami) yang harus menjalani perawatan di RSCM, saya berkesempatan main ke Taman Ismail Marzuki. Ada pertunjukan teater waktu itu. Lumayan, menepi sejenak dari urusan obat dan pemeriksaan medis. Saya menemukan Totto-chan di salah satu rak toko buku di sana.

Asyikk, akhirnya dapat juga buku Totto-chan. Ternyata ada drama lagi sesudahnya, gaes. Besoknya kita check out dari hotel yang dekat RSCM, si Totto-chan ketinggalan di kamar hotel. Untung, petugas hotelnya baik. Bukunya disimpan dan saya ambil lagi dua hari kemudian. Yup, kita menginap lagi di sana karena Dani harus menjalani pemeriksaan medis lagi.

Mengapa sih, kok ngebet banget baca Totto-chan?
Saya penasaran, mengapa buku ini direkomendasikan oleh banyak teman? Menurut mereka, Totto-chan ini penuh inspirasi tentang dunia pendidikan. Bagaimana bapak kepala sekolah Sasuke Kobayashi menghadapi anak didiknya yang istimewa.

Totto-chan adalah nama kecil dari sang penulis yaitu Tetsuko Kuroyanagi, dan buku ini menceritakan pengalaman masa kecil Totto-chan bersekolah.

Kisah diawali dengan perjalanan Mama dan Totto-chan ke sekolah baru. Totto-chan tidak mengerti, mengapa ia harus pindah sekolah. Ia tidak tahu kalau pihak sekolah menghubungi Mama dan mengatakan bahwa mereka tidak sanggup lagi mengajar Totto-chan. Jadi, sebenarnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah saat kelas 1 SD!

Membaca halaman demi halaman Totto Chan membuat saya tertawa. Bagaimana tidak? Begitu banyak "kenakalan" Totto-chan sehingga gurunya kewalahan menghadapinya. Sekolahnya yang lama memiliki meja seperti peti yang tutupnya dibuka ke atas. Totto Chan sangat tertarik dengan meja ini, hingga membukanya berulang kali selama pelajaran. Hal ini membuat ibu gurunya pusing. Belum lagi kelakuannya yang sering berdiri di jendela dan memanggil tukang musik jalanan. Bu guru harus bersabar dengan segala kegaduhan yang diciptakan Totto Chan.

Sekarang Mama mengantarkan Totto Chan ke sekolah yang baru. Sekolah ini bernama  Tomoegakuen. Gerbangnya berupa dua batang kayu hidup, yang ada batang dan daunnya. Satu hal yang membuat Totto-chan senang adalah kelasnya berupa gerbong kereta. Bukankah ia bercita-cita menjadi penjual karcis kereta? 

Mama khawatir kalau Totto-chan tidak akan diterima di sekolah yang baru. Oleh karena itu, Mama mengatakan kepada Totto-chan agar sopan ketika bertemu dengan Kepala Sekolah. Ternyata, kepala sekolah menyuruh Mama pulang dan meninggalkan Totto Chan. Bahkan, kepala sekolah bersedia mendengarkan cerita Totto Chan selama 4 jam penuh! Suatu hal yang tidak pernah dilakukan gurunya yang dulu. Mereka mungkin tidak mengira seorang anak usia 7 tahun mempunyai begitu banyak hal untuk diceritakan.

Di kelas Totto Chan ada 9 orang anak. Uniknya di sekolah gerbong ini pelajaran anak-anak dalam satu kelas tidak sama. Guru memberi kebebasan pada anak, pelajaran apa yang mau mereka pelajari hari ini.

Saat jam makan siang di sekolah, kepala sekolah meminta orang tua menyiapkan menu “Sesuatu dari pegunungan dan sesuatu dari laut”. Kalau ada bekal seorang anak yang hanya membawa salah satunya saja, maka kepala sekolah akan meminta isterinya buat melengkapi menu tersebut.

Salah satu ide cemerlang dari kepala sekolah adalah saat pelajaran jalan-jalan. Anak-anak tentunya sangat menyukai jalan-jalan, bukan? Di Tomoe, guru akan menjelaskan banyak hal saat pelajaran jalan-jalan. Secara tidak sadar, anak-anak telah belajar sejarah, sains, biologi, dan lain-lain.

Ketika ada info tentang penambahan gerbong sekolah, Totto-chan dan teman-temannya penasaran bagaimana gerbong tersebut diangkut. Mereka minta izin orang tua masing-masing untuk menginap di sekolah. Ketika gerbang tersebut datang, akhirnya mereka tahu, bahwa di dunia ini ada Trailer besar yang ditarik traktor milik bengkel kereta api. Ahh, keren sekali.

Di musim libur, Totto-chan akan berkemah. Ia bahkan tidak bisa tidur ketika memikirkannya. Awalnya orang tua sempat khawatir. Akan tetapi kekhawatiran itu sirna setelah mereka mengetahui bahwa anak-anak akan berkemah di aula sekolah Tomoe.

Mr. Sasuke selalu menemukan cara unik untuk mengatasi "kenakalan" Totto-chan dan teman-temannya. Ketika pakaian anak-anak sering robek karena merangkak di bawah pagar, alih-alih melarang, malah menyarankan anak-anak agar menyiapkan pakaian yang paling usang.

Ketika membaca lembar demi lembar buku Totto-chan, saya merasa menemukan sebagian kisah ini pada Dani dan Dika. Ada beberapa hal, yang sudah saya lakukan dengan benar. Akan tetapi ada juga tindakan saya yang memalukan untuk diakui. Membaca buku ini membuat saya semakin menyadari bahwa pola asuh kita terhadap anak, akan menentukan keberhasilan si anak tersebut.

Kelebihan Buku Totto-chan
Tetsuko Kuroyanagi menuliskan kisahnya melalui sudut pandang anak-anak. Kisah-kisah dalam buku ini begitu sederhana tapi sarat makna. Saya membacanya hingga berkali-kali, tapi tetap menemukan keasyikan di setiap halamannya.

Kekurangan Buku Totto-chan
Saya tidak melihat kekurangannya, maklum reviewer pemula. Hanya satu yang saya kurang setuju, adalah ketika anak-anak berenang tanpa baju renang, dan bercampur antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, saya tidak akan membahas ini terlalu mendalam karena menyangkut keyakinan masing-masing. Toh, tidak ada yang memaksa kita untuk meniru semuanya, bukan?

Nilai
Saya memberi nilai 90 untuk buku ini, dan merekomendasikannya untuk teman-teman yang mungkin menemui anak-anak berkarakter istimewa seperti Totto-chan. Menurut saya, buku ini sangat layak untuk dibaca.

========
Ada kutipan menarik dari sub bab Catatan Akhir, halaman 254:
...
Kalau ibuku berkata begitu padaku, aku pasti akan merasa gugup dan merasa tidak berguna ketika masuk ke gerbang Tomue Gakuen pada hari pertamaku di sana. Gerbang yang hidup, berdaun dan berakar, dan kelas-kelas dalam gerbong kereta api takkan terlihat menyenangkan di mataku. Betapa beruntungnya aku punya ibu seperti ibuku.
...
   
Dari kutipan di atas saya melihat betapa hebat Mama mendampingi Totto-chan. Mama tidak pernah mengatakan bahwa totto-chan dikeluarkan dari sekolah, bahwa Totto-chan sangat merepotkan di sekolah yang lama, bahwa Mama sering dipanggil ke sekolah karena guru mengeluh dengan kelakuan Totto-chan. Hingga akhirnya Totto-chan menemukan Tomoe Gakuen dan Mr. Sosaku Kobayashi, sang kepala sekolah dengan metode pendidikan tidak biasa, membuat anak didiknya menjadi luar biasa.


#NAD_30HariMenulis2020
#Hari_ke_15
#NomorAbsen_118
Jumlah kata: 993

Sabtu, 23 Mei 2020

Lebaran Bermakna di Tengah Pandemi, 5 Hal yang Harus Dilakukan


Lebaran Bermakna di Tengah Pandemi, Apa yang Harus Dilakukan


Nggak terasa puasa udah tinggal 4 hari lagi ya, guys. Artinya sebentar lagi kita akan merayakan lebaran Idul Fitri 1441 H. Tahun ini lebaran Idul Fitri, insyaallah  jatuh pada tanggal 24 Mei 2020. Biasanay euforia menjelang lebaran udah mukai terasa dari 2 minggu sebelumnya. Pusat pertokoan yang mulai ramai, stasiun bus dan kereta, pelabuhan-pelabuhan, dan bandara-bandara di penuhi para pemudik yang ingin merayakan lebaran di kampung halaman.







Temen2... ga kerasa ya, ramadhan tinggal menghitung hari aja
Kita tentu bersedih karena sebentar lagi bulan mulia ini berlalu, tanpa kita tahu apakah masih ada kesempatan bertemu dengannya di tahun depan..

Namun, disamping itu.. kita juga gembira menyambut hari kemenangan.. Yaitu hari yg fitri.

Lebaran kali ini mungkin sedikit berbeda. Ada beberapa hal yg tak bisa kita lakukan sebagaimana lebaran biasanya.

Temen2 sendiri, punya persiapan dan agenda apa saja di lebaran nanti? 😊


1. Lebih memaknai Hari Lebaran

Lebaran ialah hari yg fitri. Artinya.. ini adalah hari penentuan dimana Allah mensucikan kembali hambanya..

Dengan dirumah, kita bisa memaknai atau lbh tepatnya bisa lbh muhasabah..

Apakah kita sudah kembali pd fitrah, apakah kita sdh maksimal menjalankan ibadah d bln ramadhan, apakah kita layak menjadi pemenang?

Tanda diterimanya amal seseorang disisi Allah, ditunjukan dengan apakah setelah beramal baik, dia teruuus beramal baik?

Jangan sampai.. kita cuma kenceng ibadah d bulan ini saja ya

2. Silaturahmi Virtual

Sebenernya sedih banget dg beban para nakes, sampai mereka bikin trending topic #indonesiamenyerah 😭.

Pliiiss.. sebisa mungkin #tetapdirumah. Tahan dlu belanja2, tahan dulu mudik2.. sampai bisa kita pastikan kita aman, dan org2 sekitar jg aman..

Meskipun tdk face to face langsung.. kita bs memanfaatkan berbagai aplikasi online utk bersilaturahmi..

mudah2n.. hal seperti ini cuma di lebaran kali ini saja ya


*3. Berbagi lebih banyak*

Naah.. jika temen2 memilih untuk mengurungkan niat beli baju bedug karena alasan social distancing.. boleh tuh, anggarannya kita pakai utk berbagi kpd sesama.

Emis dapat kabar.. katanya mustahik zakat sekarang naik 3x lipat karena efek pandemi.. masyaAllah.. berarti bertambah jumlah org yg kesulitan ekonomi.

Jika ada kelebihan harta, ini adalah saat terbaik utk berbagi.
Kebahagiaan kita takkan berkurang jika dibagi kpd org lain. Berbagi harta, berbagi makanan, berbagi kebaikan



4. Mengirim barang special*

Jika tiap tahun hobi temen2 bagi2 amplop lebaran, bagi2 thr ke ponakan dan keluarga.. itu tetep bisa kita lakukan kok..
Apalagi kalau bukan dg belanja atau pengiriman scr online

InsyaAllah ini sedikit mengobati kerinduan kita bertemu sanak saudara.
Orangnya ngga mudik, minimal hadiahnya nyampe

Mudah2n ada rezekinya yaa.. bila lg seret, ngga usah dipaksakan.. temen2 sehat, selamat, aman, insyaAllah itu sdh ckup buat keluarga kita bahagia


5. Maksimalkan suasana rumah*

Coba sulap rumah kita dg pernak/pernik lebaran.
Biar tambah lebih meriah 😍

Ga usah beli, bikin aja yg simple2..hehe

Jangan lupa juga masak makanan special d hari raya.. biar kerasa ini hari istimewa. Apalagi kalau bisa berbagi ke tetangga.. wahhh mantap jiwa 😘

Selasa, 14 April 2020

3 Alasan Mengapa Sewa Hunian Menjadi Pilihan Daripada Rumah Mertua

Rumahku adalah sorgaku..


Rumàh Tinggal
Credit: pexels.com

Pernah mendengar pepatah ini, bukan? Pepatah yang sering kita dengar ini terkait dengan kenyamanan terhadap rumah sebagai tempat tinggal kita. Memiliki rumah sendiri adalah impian setiap orang. Rumah adalah tempat istirahat setelah beraktivitas seharian. Tempat bercengkarama dengan keluarga, menghabiskan waktu bersama,  dan melakukan aktivitas bersama. Setiap orang memiliki impian terhadap rumah yang diinginkannya, tak terkecuali pasangan muda yang baru menikah. 

Akan tetapi, tidak semua orang bisa langsung menempati rumah sendiri. Banyak di antaranya yang memiliki keuangan terbatas, sehingga terpaksa menumpang dulu di rumah mertua. Padahal jika belum mampu memiliki rumah sendiri, kita bisa saja sewa hunian bukan? Seperti yang saya lakukan bersama suam, lima belas tahun yang lalu. Kami langsung keluar dari rumah orang tua, setelah seminggu honeymoon di Pondok Mertua Indah. 😁 

Tinggal di rumah mertua memang ada enaknya, namun tidak enaknya juga ada. Silakan ditimang-timang lebih banyak enaknya, atau lebih banyak tidak enaknyaa? Hayoo, jujur hehehe...
Akan tetapi, dari sedikit pengalaman yang saya lihat dan dengar, berikut adalah tiga alasan mengapa sewa hunian menjadi pilihan daripada rumah mertua, yaitu: 

1.  Lebih Mandiri
Tinggal jauh dari orang tua membuat kita berlatih menjadi lebih mandiri. Bisa membuat keputusan sendiri, dan melayani diri sendiri. Kita jadi lebih bijaksana mengatur keuangan, karena tidak tergantung dengan keuangan orang tua. Hal ini biasa dialami oleh anak kos. Anda yang kuliahnya nge-kos, pasti sudah pengalaman bagaimana mengatur uang bulanan agar cukup, sampai akhir bulan, bukan? Mulai dari menyisihkan uang untuk membayar sewa hunian setiap bulan, biaya makan sebulan, hingga biaya untuk perlengkapan kuliah. Soal biaya sewa hunian, boleh intip tarif kost Jakarta Barat yang terjangkau. Pengalaman menjadi anak kos sangat berguna saat nanti menikah dan tinggal terpisah dari orang tua. 

Ruang keluarga
Credit: pexels.com

2.  Aman dari Konflik
Tinggal bersama mertua cenderung rawan konflik. Bisa dengan ayah atau ibu mertua, bisa juga dengan saudara ipar. Apalagi jika di rumah mertua terdapat anggota keluarga lainnya. Gesekan demi gesekan bisa saja terjadi. Mulai dari perbedaan pendapat, perbedaan prinsip, hingga perbedaan tujuan hidup. Nah, sebelum terjadi hal-hal yang memicu konflik, kami memutuskan untuk keluar duluan. Starteginya biar dikangen-kangenin sama mertua dan keluarga besar. Terbukti, strateginya berjalan, guyss

3.  Semakin Berbakti pada Orang tua 
Setelah sekian lama tinggal dengan orang tua, lalu menikah dan tinggal bersama suami, tentu menimbulkan rasa kangen pada orang tua. Perasaan ini membuat kita ingin lebih berbakti pada mereka. Menengoknya di setiap akhir pekan, mengantarkan makanan kesukaan mereka, atau sekadar menemaninya duduk di teras sore hari. Menyenangkan, bukan? Anda juga bisa memilih tempat tinggal yang berada tidak terlalu jauh dari rumah orang tua. Misalnya orang tua tinggal di daerah Jakarta Barat, maka Anda bisa mencari info sewa rumah Jakarta Barat agar bisa tinggal berdekatan. Sehingga bisa menemani mertua saat mau kondangan ke rumah saudara, atau ngelayat ke relasi mertua. Pokoknya, kalo saya, walopun rumah beda kelurahan, selalu siap jadi sopir ibu mertua ke mana pun beliau perintahkan...

Mom and daughter
Credit: pexels.com

Hubungan dengan mertua, khususnya ibu mertua sangat rentan konflik. Ini karena terdapat banyak perbedaan antara ibu mertua dan kita. Dari hal yang sederhana saja, misalnya resep nasi goreng yang berbeda. Kalo kita keukeh mau masak nasi goreng versi kita di rumah mertua, bisa-bisa nggak jadi sarapan, guys. Rasa laparnya keburu  hilang duluan. Seandainya Anda tipe pengalah maksimal, bolehlah untuk tinggal serumah selamanya. Akan tetapi, bagi yang tipe pemberontak kayak saya, mending tinggal terpisah dengan sewa hunian, deh. 

Nah, dengan tinggal berdekatan tapi tidak serumah, membuat kita tetap "merdeka" tapi tetap bisa berbakti. Saya yakin, tinggal sendiri dengan cara sewa hunian nggak membuat Anda mengabaikan orang tua. Justru sebaliknya, dengan menjauh sebentar dari orang tua membuat perasaan rindu dan keinginan berbakti menjadi semakin dalam. Bagaimanapun jugà, kita tetap kudu pamit baik-baik sama mertua kalo mau tinggal terpisah. Jangan sampai melukai hatinya. Berikan pengertian dengan santun dan lemah lembut, agar mertua merestui kita untuk sewa hunian sendiri.


Sekayu, 14 April 2020
Enni Kurniasih

Selasa, 31 Maret 2020

Distrik Kelila, Tanah Papua yang Ingin Kudatangi

Pemukiman honai  penduduk Kelila
Credit: dokpri

Suatu hari di tahun 2007, Bun mendapat notif postingan facebook dari Daddy. Postingan tersebut nge-tag Bun, hingga mengusik rasa ingin tahu konten apa yang dipost Daddy saat itu. 

Ternyata Daddy mem-post sebuah foto yang sangat indah. Foto tersebut menampilkan pemandangan kawasan pemukiman penduduk asli Papua yang asri, damai, dan hijau. 

Foto tersebut Daddy ambil di salah satu kampung di Distrik Kelila, yang berada di pegunungan tengah Papua. Terletak di ketinggian 1.100 m.dpl membuat suhu udara di Kelila sangat dingin. 

Distrik Kelila ini berada di Kabupaten Mamberamo Tengah, yang dapat ditempuh dengan perjalanan mobil sekitar 4 jam dari Wamena. Kendaraan yang bisa mencapai tempat itu adalah mobil jenis double cabin, setidaknya waktu itu, saat Daddy tugas di sana. Kontur jalanan yang off road membutuhkan keahlian sopir untuk membawa mobil agar bisa melewati rute Wamena-Kelila. 

Transpot Udara untuk menjangkau daerah di balik gunung
Credit: dokpri


Mengapa Bun jatuh hati dengan Kelila dan Papua? 
Mengapa bukan pada keindahan laut Raja Ampat yang terkenal itu, atau pada jajaran hutan Papua yang masih alami? Sesungguhnya Bun juga terpesona dengan keindahan Raja Ampat dan hutan Papua. Akan tetapi, waktu tinggàl di Maluku Utara, Bun sudàh puas menikmati keindahan pantai Maluku, yang 11-12 dengan Raja Ampat. Begitupun dengan hutannya. Lalu, apa yang menjadi daya tarik Distrik Kelila ini? 
Perkampungan honai di Kelila
Credit: dokpri


Tak lain adalah karena barisan rumah-rumah penduduk asli Papua yang tertata rapi di salah satu sudut Distrik Kelila. Yup, rumah asli Papua atau Honai ini sangat menarik perhatian Bun. Seperti penggalan lagu dari God Bless..

Hanya honai kayu
Tempat tinggal kitaaa..
Tanpa hiasan
Tanpa lukisan...
Beratap jerami
Beralaskan tanah 
Namun semua inii..
Milik kitaa
Lebih baik di sini rumah kita sendiri

Penggalan lagu di atas sangat cocok dengan kondisi tanah air kita sekarang. Di mana karena pandemi corona, kita diharuskan untuk diam #dirumahsaja. Tujuannya tak lain untuk memutus rantai penyebaran virus covod-19 agar tidak lebih meluas lagi. 

Kembali ke laptop, eh ke honai...
Seperti halnya rumah adat dari daerah Indonesia yang lain, honai juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Honai merupakan salah satu keariban budaya lokal yang bisa dijadikan daya tarik wisata. Ada sekitar 500 kepala keluarga yang ada di Distrik Kelila. 

Menurut Daddy, kampung pemukiman honai ini tetap dipertahankan oleh kaum misionaris. Distrik Kelila ini dikenal juga sebagai  kampung kristus. Sesuai dengan plank yang berdiri tegak  di pintu masuk kampung. 

Sayangnya, pemerintah mulai mengkampanyekan rumah tinggal yang sehat versi pemerintah. Rumah permanen berbentuk persegi dengan jendela sebagai ventilasi udara dan sarana MCK. 

Salah satu NGO yang peduli terhadap perkembangan Papua adalah EcoNusa . Lembaga non profit yang berdiri tahun 2017 ini diprakarsai oleh Bustar Maitar, pemuda Papua yang lahir dan besar di Papua.  





#BeradatJagaHutan 
#PapuaBerdaya 
#PapuaDestinasiHijau 
#EcoNusaXBPN 
#BlogCompetitionSeries pada caption.



Senin, 23 Maret 2020

Nikmati Sensasi Mandi Parfum Bersàma Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash


Tiga variant Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash
Dokpri

Hari ini Bun nggak ada rencana keluar rumah. Maklum, sejak pemerintah menetapkan pandemik corona, dan diberlakukannya social distancing, masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas ke luar rumah. Anak-anak sekolah diliburkan, para pekerja kantoran dianjurkan bekerja secara daring. What a good idea, sebenarnya.

Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk Daddy, yang bekerja di lapangan. Bayangkan, sebagai seseorang  yang bertanggungjawab terhadap pembangunan 400 unit rumah, hal ini tentu tidak berlaku. Oke-lah, koordinasi dengan kepala tukang bisa dilakukan via telpon, pemesanan material juga bisa dilakuan by phone, tapi pengecekan progres pekerjaan untuk pencairan, tidak bisa dilakukan hanya lewat foto WA atau IG story, Maks 😀

Salah satu blok yang sedang dibangun
Dokpri

Belum lagi komunikasi dengan tukang-tukang yang dari berbagai daerah ini. Kudu ada intouch personal biar mereka "nurut" dengan komando. Misalnya, mereka diberi keleluasaan untuk ngobrol langsung ke kita tentang bahan-bahan yang mereka perlukan, tanpa melalui boss-nya. Seperti hari ini, ada yang minta 5 set kusen pintu dan jendela. Ada juga yang minta pasir sebanyak 6 dump truck dan semen 100 zàk. Kebetulan, hari ini Daddy lagi ada urusan ke luar kota.  Terpaksa, Bun yang ambil alih. Sebagai mantan anak teknik sipil yang sering merangkap sebagai asisten Daddy, Bun pun menerima pesanan tukang-tukang tersebut. Singkat cerita, pesanan pun datang. Dan dilakukan pengecekan oleh staf logistik. 

Ternyata eh ternyata, kusen pintu yang dikirim salah, guys. Tukang membutuhkan kusen pintu yang menghadap ke arah barat, sedangkan yang datang adalah kusen pintu yang menghadap ke timur. What a big problem... Untungnya, baru satu unit kusen pintu yang diturunkan dari mobil. Kalo nggak, kebayang aja repotnya naikin kusen pintu segede gaban ke mobil.

Kusen pintu yang salah kirim
Dokpri

Baru lega sedikit, dapat laporan dari tukang kalo mesin press batako ngadat. Udah di utak-atik masih nggak bener juga. Menurut tukang, masalahnya di alat cetaknya. Hasil cetakan batako selalu rusak, dan tidak bisa dipakai. Setelah telpon sana-sini, akhirnya diputuskan memasok batako dari luar. Minimal 1000 batako harus masuk dulu hari ini, agar pengerjaan unit tidak terbengkalai. Alhamdulillah, masalah kelar dan Bun bisa pulang ke rumah.

Dika yang selalu nemanin Bun
Dokpri


Badan terasa lengket oleh keringat plus kepala yang agak berdenyut karena kejadian hari ini cukup memicu adrenalin. Mm, rasanya segar sekali kalo membersihkan badan dulu. Apalagi kemarin dapat kiriman Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash dari teman.

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash
Dokpri

Vitalis
Selama ini kita mengenal Vitalis sebagai sebuah brand parfum. Nah, sekarang Vitalis melakukan inovasi dengan memadukan keahlian sebagai produsen parfum ke dalam sabun cair. Maka, terciptalah Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Dengan wangi parfum yang mewah membuat sensasi mandi parfum menjadi menyenangkan. 

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash hadir dengan tiga pilihan aroma, yaitu: 
1. White Glow
Variant ini mengandung aroma buah perpaduan dari manisnya cherry & raspberry. Disusul dengan wanginya marshmallow & gardenia yang lembut dan elegan, dibalut dengan glamor-nya woody dan suede yang long lasting. Variant ini juga dilengkapi dengan kandungan licorice dan susu yang membantu mencerahkan kulit (Skin brightening).

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash White Glow...
It's my favorite
Dokpri

2. Fresh Dazzle 
Parfum variant ini diawali dengan segarnya wangi bergamot, diikuti floral bouquet yang wanginya elegan dan feminim, dan ditutup dengan wangi musk amber yang long lasting. Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash Fresh Dazzle ini juga diperkaya dengan kandungan Jeruk Yuzu dan Teh Hijau sebagai skin refreshing yang memberikan kesegaran saat mandi dan membuat mood lebih baik.

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash Fresh Dazzle
Kesukaan Daddy
Dokpri

3. Soft Beauty
Nah, variant yang ini dibuka dengan wangi segar dari fruity aldehydic, yang dilanjutkan dengan wangi rose dan violet, dan diakhiri dengan tonka bean & sandalwood yang manisnya premium. Diperkaya juga dengan ekstrak avocado dan vitamin E yang akan menutrisi kulit dan menjaganya agar tetap lembab (Skin nourishing).

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash Soft Beauty
Dokpri


Ketiganya menggunakan kemasan botol yang mewah dan mudah dibuka. Bahkan, anak-anak pun tidak memerlukan bantuan orang dewasa untuk membukanya. Ini agak memprihatinkan sebenarnya, secara anak-anak adalah pengguna sabun yang paling boros, hehehe... 

Hari pertama, Bun nyoba yang Fresh Dazzle. Mm, wanginya enak banget, terkesan tegas dan berkarisma. Sepertinya cocok untuk Daddy. Betul saja, Daddy langsung suka dengan wangi yang hijau ini.

Hari kedua Bun nyoba yang si pinky, dan aromanya yang menenangkan kayaknya cocok banget dengan yang Bun butuhkan. Yaitu sebagai relaksasi.

Hari ketiga, nyobain yang ungu. Mm, wanginya enak dan Bun suka fungsinya yang mencerahkan kulit.

Jadi kalo ditanya suka yang mana? Semuanyaa... Karena setiap hari kondisi kita berbeda dan Vitalis Body Wash memiliki kemewahan yang berbeda untuk memanjakan kita setiap harinya. Kalo kamu, suka yang mana? 

*Vitalis, Ignite Your Charm, Be A Star*

Selasa, 18 Februari 2020

Hutan Sagu Sebagai Sumber Pangan Masyarakat Maluku Utara


Aku dan Dika di tepi pantai Wai Ipa, Kepulauan Sula, Maluku Utara
Sumber: dokpri



Pertama kali kami menginjakan kaki di Kepulauan Sula, Maluku Utara àdalah pertengahan Februari 2017 silam. Daddy membawa kami orientasi wilayah tempat tinggal kami di sana, dan mengajak kami menemui sahabatnya, seorang nelayan penduduk asli pesisir Maluku Utara. 

Namanya Pak Zainal, usianya sekitar 50-an. Sosoknya besar tinggi, khas orang Maluku. Pembawaannya sangat bersahaja, dengan tutur bahasa yang sopan dan senyum yang selalu mengembang di bibir. Dengan kulit yang gelap karena terbakar matahari. Pertama kali bertatap muka dan berbincang dengan beliau, saya merasa dejavu. Seakan-akan pernah melihat sosok serupa. Yup, sosok Pak Zainal sangat mirip dengan tokoh Ayah Lintang yang digambarkan Andre Hirata dalam Laskar Pelangi. 

Sosok Pak Zainal, aktivitasnya di seputaran pantai Wai Ipa
Sumber: dokpri


Sehari-hari, Pak Zainal bekerja sebagai nelayan. Setiap fajar menyingsing, sehabis Subuh, ia akan melaut mencari ikan. Dengan perahu kecilnya, ia akan mendayung mengarungi laut Wai Ipa, Kepulauan Sula Maluku Utara. Karena jangkauan perahu yang terbatas, maka hasil yang didapat Pak Zainal pun terbatas. Terkadang hanya cukup untuk lauk makan sehari-hari. Namun, jika sedang beruntung, ikan yang diperoleh cukup banyak dan bisa dijual. 

Pak Zainal dan teman-temannya melaut dan mencari sagu
Sumber: dokpri

Ikan-ikan segar ini akan dimasak kuah kuning dengan citarasa yang segar, mirip dengan kuah asam dan pedas. Disajikan dengan papeda yang diolah dari tepung sagu, dan gulai sayur pakis. Pertama kali ditawari makan papeda, saya agak meringis. Bagaimana bisa, saya menelan makanan yang seperti lem itu? Akan tetapi, tidak lengkap rasanya jika tinggal di Maluku tapi tidak pernah makan papeda. Maka, saya pun memberanikan diri untuk mencoba. Apalagi Pak Zainal meyakinkan saya tentang manfaat papeda bagi indera pencernaan saya. 

Papeda pertama saya 😀
Sumber: dokpri

Mama Ina yang mengambilkan pepeda pertama kali untuk saya. Dengan menggunakan dua buah kayu seperti sumpit yang panjang, papeda di gulung-gulung sampai bisa diangkat ke piring. Lalu, Mama Ina menyiramkan kuah ikan kuning plus potongan kepala ikan kerapu. Woow, liur saya menetes saat melihat kepala ikan kerapu itu, guyss. Orang-orang Maluku memakan papeda dengan menggunakan tangan. Caranya papeda dicubit dan langsung disuap ke mulut. Saya agak parno harus mencelupkan tangan ke dalam papeda yang tergenang kuah ikan. 

Dika pun lahab makan papeda. Dia emang pemakan segala hehehe..
Sumber: dokpri

Oleh karena itu, saya memilih menggunakan sendok. Dann, mulai memakannya tak ubahnya makan bubur ayam. Ternyataa, rasanya enak sekali. Papeda yang tawar, dicampur kuah ikan yang gurih dan sedikit pedas, plus gulai daun pakis ini tercampur dengan harmoni yang nikmat sekali. Saya tidak pernah menyangka bahwa papeda akan seenak ini. Papeda yang didapat dari hutan sagu di dekat pantai, dan sayuran pakis yang bisa dipetik sepuasnya di tepi hutan. Semua bahan-bahan ini mereka dapatkan dari hutan. Hutan sumber pangan, masih berlaku di sini. Setidaknya saat itu, saat kami masih menetap di sana. 

Masyarakat yang mencari pohon sàgu di hutan bersama Daddy
Sumber: dokpri

Ada yang belum tahu papeda?
Papeda merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia Timur yang terbuat dari tepung sagu. Baik untuk konsumsi sehari-hari, maupun untuk acara-acara istimewa. Setiap ada acara adat, baik pernikahan maupun kematian, papeda merupakan hidangan utama. Porsi yang disiapkan untuk para tamu, bahkan jauh lebih banyak dari pada nasi. Para tetua kampung, pemuka adat, pemuka agama selalu memilih papeda sebagai santapannya. 

Sajian papeda saat kami berkunjung ke salah satu daerah
Sumber: dokpri

Cara Membuat Papeda
Cara membuatnya pun cukup mudah, hanya butuh kecepatan dan kekuatan tangan untuk mengaduk larutan tepung sagu dalam tempo singkat. 
1. Tepung sagu yang ada dilarutkan terlebih dahulu dengan air dingin, kemudian disaring untuk memisahkan kotorannya. 
2. Larutan sagu tadi disiram dengan air mendidih, sambil diaduk dengan cepat sampai warna sagu berubah agàk keruh dan kental. 
3. Tambahkan perasan jeruk nipis agar warna papeda mengkilat dan bagus. Ini tips dari Om Ajie, nyong Ambon tetangga kami di wai ipa, Kepulauan Sula, Maluku Utara. 
4. Perubahan warna ini menandakan sagu sudah berubah menjadi papeda, dan siap disantap. 

Aseli, papeda ini dan ikannya saya yang bikin, loh 😍
Sumber: dokpri 


Sepanjang 2016-2018, kami sekeluarga berkesempatan untuk menetap di Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Sula. Hampir setiap hari kami menyantap papeda. Saya yang mempunyai riwayat penyakit maag, ternyata merasa nyaman menyantap papeda. Kandungan gizi pada sagu sebagai bahan utama papeda pun, cukup untuk menenuhi standar gizi masyarakat Indonesia. 


Papeda ini saya campur dengan konro, permintaan Daddy saat nggak enak badan
Sumber: dokpri

Proses pengolahan sagu
Proses pengolahan batang sagu menjadi tepung yang bisa diolah menjadi bahan pangan sangatlah panjang. Oleh karena itu, mereka bekerja secara berkelompok. Setelah pulang mengail (memancing ikan di laut) dan istirahat sejenak, Pak Zainal dan beberapa nelayan lain mengayuh perahu ke arah lain. Kali ini yang mereka tuju adalah hutan sagu. Mereka akan mencari pohon sagu yang sudah siap dipanen, minimal usia pohon sudah mencapai lima tahun. Semakin besar diameter pohon, maka semakin bagus kualitas sagu yang akan didapat. Pengerjaan memanen sagu ini lumayan panjang prosesnya. Oleh karena itu, mereka bekerja berkelompok. 

Pohon sagu dipotong-potong sesuai kebutuhan
Sumber: dokpri

Setelah menemukan pohon sagu yang cukup besar, mereka akan melakukan penebangan pohon sagu. Lalu, pohon sagu akan dipotong-potong, kemudian diparut dengan menggunakan mesin sederhana. 

Potongan ini siap diparut menggunakan mesin
Sumber: dokpri

Hasil parutan disiram dengan air beberapa kali sampai ampasnya tidak mengeluarkan pati lagi. Pati sagu yang turun bersama air akan mengendap. Endapan inilah yang merupakan tepung sagu yang nantinya diolah menjadi papeda dan makanan lainnya. 

Hasil parutan sagu yang akan diambil pati-nya.
Sumber: dokpri


Tepung sagu dijual per-tumang atau sekitar 20 kg. Ada juga yang dijual eceran berbentuk bola sagu. Kami biasanya membeli yang berbentuk bola sagu. Tiga bola sagu ini lebih dari cukup untuk makan kami bertiga, saya, Daddy dan Dika. Sedangkan Dani lebih memilih untuk makan nasi saja. 


Tepung sagu yang saya beli di pasar udah berbentuk bola sagu seperti ini
Sumber: dokpri

Hutan sagu
Sebagai sebuah negara yang memiliki letak geografis strategis, Indonesia memiliki tutupan hutan yang masih rapat, dengan luasnya yang mencapai 82, 5 juta hektar. Hal ini membuat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, termasuk salah satunya adalah hutan sagu. 

Sebanyak 55% pohon sagu dunia berada di Indonesia, dengan luas mencapai 1,5 juta hektar. Tersebar di wilayah Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, Kalimantan, Jambi, Mentawai di Sumatera Barat, dan kepulauan Riau. 

Sagu atau Metroxylon sagu Rotb mempunyai banyak sekali manfaat. Semua bagian pohonnya dapat dimanfaatkan. Daunnya dijadikan atap rumah, pelepahnyà sebagai dinding rumah, batangnya diambil sari patinya, bahkan ampasnya pun bisa dimnàfaatkan sebagai kompos. 

Pohon sagu  atau Metroxylon sagu Rottb, memiliki bentuk menyerupai pohon palma. 
Pohon sagu tumbuh di daerah rawa, dengan kadar air yang tinggi.ya pohon sagu tumbuh di tepian sungai atau wilayah dengan kadar air yang cukup tinggi seperti rawa. Tingginya bisa mencapai 30 meter, sehingga Pak Zainal dan teman-teman dapat menghasilkan 150-300 kilogram bahan baku tepung sagu. Selain untuk persediaan sendiri, tepung sagu ini juga mereka jual ke pasar. 


Ayoo, lestarikan pohon sagu 

Pemanfaatan area sagu di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data yang berhasil saya temukan, pemanfaatan ini hanya sekitar  0,1% dari total area sagu nasional. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti: 
-  Kurangnya minat masyarakat dalam mengelola sagu, karena keterbatasan produksi dan kurangnya pengetahuan tentang sagu. 
-      Kemampuan produksi tepung sagu yang masih rendah.
-  Rendahnya kemampuan dalam mengolah tepung sagu menjadi produk lanjutannya.
-  Kondisi geografis yang cukup sulit, karena sagu biasa tumbuh pada daerah rawa yang cukup jauh. 

Hutan sagu
Sumber: dokpri


Ada banyak alasan mengapa sagu perlu dilestarikan, di antaranya adalah sebagai berikut: 
-  Sagu memiliki kadar karbohidrat cukup tinggi, namun rendah gula dan lemak sehingga sangat cocok bagi penderita diabetes.
-  Sangat cocok sebagai bahan pangan, kandungan karbohidrat yang terdapat pada pati sagu serta kalori yang cukup tinggi. Sehingga dijadikan makanan pokok masyarakat Indonesia Timur.
-  Beberapa penelitian bahkan menemukan kalau sagu bisa diolah menjadi bahan baku industri kosmetik, kertas, bioetanol, pengbungkus kapsul, dan kemasan makanan yang biodegradable. 
-  Dengan adanya sagu, bisa ikut menjaga kestabilan pangan negara. 
- Tanaman sagu juga mampu menyerap air, sehingga cocok dijadikan tanaman penahan banjir. 
- Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia Timur seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, dan NTT. 



Yup, sagu masih merupakan primadona makanan pokok masyarakat Maluku Utara. Begitu juga dengan saudara-saudara mereka di Maluku, Papua, dàn Nusa Tenggara. Sayangnya, makin lama popularitas sagu mulai terkalahkan oleh beras. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 
1. Berkurangnya luas hutan sagu
Terjadinya alih fungsi hutan sagu di berbagai daerah. Baik untuk pembangunan infrastruktur, perkebunan pangan, dan lainnya. Ini membuat berkurangnya hutan sagu yang ada. Masyarakat yang mempunyai tanaman sagu, banyak yang beralih ke tanaman lain. Sagu dipandang kurang menjanjikan secara ekonomi. 

2. Kurangnya tenaga pekerja sagu
Membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, untuk menemukan batang sagu yang bagus, dan mengolahnya menjadi tepung sagu siap pakai. Banyak generasi muda yang tidak tertarik menjadi pekerja sagu. Sepanjang kami tinggàl di Maluku Utara, hanya laki-laki dewasa yang pergi mencari sagu. 

3. Pergeseran gaya hidup masyarakat
Ada perubahan gaya hidup pada masyarakat Maluku Utara. Nasi dipercaya sebagai bahan makanan mewah yang membuat strata hidup masyarakat menjadi naik. Mereka percaya jika masyarakat yang makan nasi adalah golongan masyarakat menengah ke atas atau masyarakat mampu. 

Jika hal ini dibiarkan terus menerus, ada kekhawatiran terhadap keberadaan hutan sagu di Indonesia. Ada kemungkinan tepung sagu akan sulit ditemukan, dan kita akan kehilangan satu bahan pangan terbaik untuk membuat papeda. Jika pohon sagu tidak ada, maka tepung sagu akan sulit ditemukan, yang akhirnya berdampak pada harga jual yang mahal. Sedangkan tepung sagu masih digunakan masyarakat di Indonesia Timur sebagai bahan pangan untuk papeda. 

Jangan sampai hutan sagu yang ada sekarang menjadi Rimba Terakhir yang dikenal anak cucu kita, seperti kampanye WALHI agar kita menyelamatkan hutan sebagai sumber pangan. Bersama pemerintah dan masyarakat setempat, mari kita membangkitkan kembali nilai-nilai budaya lokal tentang pelestarian hutan sagu, penanaman kembali pohon sagu dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan hutan, agar anak cucu kita bisa merasakan hutan sumber pangan Indonesia.

Mari selamatkan Rimba Terakhir bersama WALHI
Sumber: walhi.co.id

WALHI dan aktivitasnya
WALHI adalah lembaga non profit terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang isu-isu lingkungan hidup. NGO yang berdiri atas prakrasa Erna Witoelar ini berdiri pada tanggal 15 Oktober 1980. Saat ini perwakilan WALHI tersebar di 28 provinsi Indonesia. Dengan menggaet tokoh-tokoh masyarakat, artis, pengusaha, dan individu lainnya, WALHI terus mengkampanyekan isu-isu lingkungan hidup terhadap masyarakat. Bahkan, WALHI mendapat mendapat peran di masyarakat dengan ikut serta dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Lingkungan Hidup di DPR. Pada tahun 1982 bersama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat lainnya, WALHI membahas Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Undang-undang No.4 Tahun 1982), yang kemudian diadopsi dalam pasal 6. 

Selanjutnya pada tanggal  27 Oktober  1983 didirikan lembaga pendanaan program lingkungan hidup dengan nama Yayasan Dana Mitra Lingkungan (DML). WALHI menerima donasi dari institusi maupun perorangan untuk kampanye yang mereka lakukan. 
Nur Hidayati, direktur WALHI
Sumber: walhi.co.id

Oh ya, saat debat pilpres tahun 2019 yang lalu, WALHI melalui direkturnya, Nur Hidayati atau yang akrab dipanggil Yayah ini, menjadi salah satu panelis saat debat, loh. Jadi, beliau menanyakan kebijakan-kebijakan apa yang akan dilakukan presiden terpilih nantinya, terkait isu lingkungan hidup di Indonesia. Kerenn, yaa 

Selamat tinggal Wai Ipa...Selamat tinggal Sula..
Menjelang kepulangan kami dari Maluku Utara, Pak Zainal menderita sakit dan akhirnya meninggal. Alfatiha untuk beliau... Kami sekeluarga sangat kehilangan. Beliau yang biasa menemani Dani melihat karang, menemani Dika berenang, dan sering menemani kami mengobrol di tepi pantai. 
Pak Zainal habis nemani Dani ngeliat karang


Tidak ada lagi bapak pencari sagu yang sering bercerita banyak hal. Keluarganya pun tidak ada yang melanjutkan tugas Pak Zainal mencari sagu. Jika mereka ingin makan papeda, Mama Ina tinggàl ke pasar untuk membeli bola sagu. Itupun hanya secukupnya saja. Anak-anaknya lebih menyukai nasi. Jika harga beras sedang mahal, barulah mereka beralih ke sagu lagi. Sagu yang dulu banyak tumbuh di hutan, sekarang jumlahnya makin sedikit. Entah sampai kapan, pohon sagu masih tumbuh di hutan Wai Ipa, Kepulauan Sula, Maluku Utara.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Forest Cuisine Blog Competition bersama WALHI dan Blogger Perempuan




#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WALHIXBPN #HutanSumberPangan #BlogCompetitionSeries 

Referensi data: 
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/sagu-makanan-pokok-andalan-orang-maluku
http://fwi.or.id/publikasi/hasil-hutan-yang-diabaikan-sagu-nasibmu-kini/
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/87192/Kandungan-Gizi-Tepung-Sagu/
http://infopublik.id/kategori/nusantara/355492/pohon-sagu-dan-identitas-orang-maluku

Menikmati Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC

Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC   Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ib...