Rabu, 16 Oktober 2019

Hal-hal yang Menyebabkan Anak Menderita Sakit

Walaupun sudah menjalani gaya hidup sehat, dan sudah melakukan imunisasi, tetap tidak menutup kemungkinan anak kita menderita sakit. Oleh karena, anak yang sudah memasuki usia sekolah, sudah mulai beraktivitas dan bersentuhan dengan dunia luar. Ini berarti anak memiliki resiko tinggi terpapar berbagai penyebab sakit. 
Apalagi jika anak sering menggunakan fasilitas umum, seperti toilet, bus, kereta api, dan lain sebagainya. Berbagai virus dan kuman berterbangan di sekitar anak. Jika anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, InsyaAllah ia akan baik-baik saja. Berbeda dengan anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah, akan mudah sekali terserang sakit. 

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak menderita sakit, di antaranya adalah sebagai berikut:
A.  Kondisi Fisik (bawaan lahir)
Idealnya seorang anak yang sehat memiliki fisik yang sempurna. Panca indera ynag lengkap, serta organ dalam yang berfungsi dengan baik. Seperti jantung yang bertugas memompa darah bisa bekerja dengan baik, paru-paru bekerja dengan baik sehingga pernapasan anak tidak terganggu. Kondisi ginjal yang bekerja dengan baik mengatur sistem pembuangan. Sayangnya, tidak semua anak beruntung dilahirkan dengan kondisi yang sempurna. Ada beberapa anak spesial yang memiliki keterbatasan pada fisiknya. 

Seperti anak-anak yang memiliki kelainan pada jantung, atau kekurangan fisik lainnya. Anak-anak spesial ini mudah sekali bereaksi terhadap virus atau kuman di sekelilingnya. Contohnya virus flu. Jika menyerang anak lain, dampaknya tidak akan terlalu parah. Cukup dengan menambah asupan buah, dan air minum serta istirahat yang cukup, maka flu akan sembuh dengan sendirinya. 

Akan tetapi jika menyerang  anak spesial yang memiliki kelainan pada jantung, maka virus flu akan menjadi masalah besar bagi dirinya. Tak jarang, hanya karena terserang flu, membuat mereka harus masuk rumah sakit. 

Begitu juga dengan anak-anak dengan cerebal palsy. Kondisi fisik mereka sangat rentan, hingga tak jarang terserang sakit. Tertular batuk dari saudaranya saja, bisa membuat anak cerebal palsy masuk rumah sakit. 

Ada anak-anak yang lahir dengan kondisi gagal ginjal pun demikian. Mereka terpaksa keluar masuk rumah sakit untuk kebutuhan cuci darah, atau transfusi darah ketika HB darahnya nge-drop. Saya juga mengenal seorang batita yang mengidap leukimia. Kondisinya yang naik turun memaksanya untuk sering keluar masuk rumah sakit.


B.  Keadaan Darurat (kecelakaan, trauma, wabah)
Menurut KBBI, suatu keadaan dikatakan darurat jika keadaan ini tidak disangka-sangka dan membutuhkan penangan serius. Dalam kehidupan, seringkali kita harus menghadapi kondisi darurat. Baik yang menimpa diri kita sendiri, ataupun keluarga dan sahabat. Saat keadaan darurat ini, kita dituntut berpikir dengan jernih sehingga bisa membuat keputusan yang bijaksana. 

Apa saja keadaan darurat yang bisa membuat anak-anak jatuh sakit? Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Keracunan
Beberapa waktu yang lalu, kita juga mendengar berita tentang anak pondok pesantren yang keracunan makanan. Diberitakan mereka habis menyantap hidangan saat ada acara di pondok, dan tak lama kemudian, satu per satu santri dan santriwàti mengalami muntah-muntah, pusing dan sakit perut. Oleh karena yang mengalami muntah-muntah semakin banyak, maka dibawalah ke puskesmas terdekat. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata anak-anak ini terindikasi mengalami keracunan makanan. 

Keracunan makanan tidak bisa dianggap enteng. Harus segera dilakukan penanganan serius. Apalagi jika keracunan zat-zat berbahaya atau overdosis terhadap obat-obatan tertentu. Kejadian overdosis pada anak-anak ini berbeda dengan overdosis pada orang dewasa. Kejadian overdosis pada anak-anak sering terjadi karena keteledoran orang dewasa yang meletakkan obat-obatan dalam jangkauan anak-anak. 

Pernah mendengar anak-anak yang meneguk langsung sebotol obat pereda demam? Anak-anak tertarik dengan rasa buah yang menjadi campuran dalam obat demam mereka. Mereka tidak mengetahui kalau ada kandungan lain yang menyertai raxa buah tersebut. Salah satunya adalah asetaminofen. Konsumsi asetaminofen berlebih dapat membuat anak-anak keracunan. 

Gejala keracunan asetaminofen terjadi dalam 4 tahap yaitu:
a. Stadium 1
Pada beberapa jam awal, setelah terminum. Biasanya belum timbul gejala khusus.
b. Stadium 2
Setelah 24 jam, mulai ada gejala mual dan muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa hati tidak berfungsi normal.
c. Stadium 3
Pada hari ketiga atau kelima, muntah masih terus berlanjut. Diketahui bahwa hati hampir tidak berfungsi dan ada gejala kegagalan fungsi hati.
d. Stadium 4
Setelah lima hari, anak akan membaik atau justru meninggal karena kegagalam fungsi hati. 

Tindakan yang dilakukan untuk menyelamatakan anak yang keracunan asitaminofen biasanya dengan memberikan obat untuk merangsang muntah, dan menguras lambungnya dengan air. 

2. Wabah
Suatu hari di bulan Oktober 2018, kami dihubungi oleh pihak pesantren tempat putra kami menuntut ilmu. Mereka mengabarkan kalau putra kami terserang wabah cacar yang menyerang anak-anak santri. Ada beberapa santri yang terkena, dan putra kami mendapat berkah sebagai yang terparah. Dua hari kemudian saya dan suami tiba di pesantren, setelah menempuh perjalanan darat selama 24 jam dari Sekayu, Sumatera Selatan menuju Jakarta. 

Hati orang tua mana yang tidak pilu melihat kondisi buah hati yang berbeda 180° dari saat terakhir bertemu. Dia yang biasanya ceria dan lincah, berjalan tertatih-tatih menemui kami, setengah membungkuk sambil memegang ujung bajunya di bagian dada. Yup, dia menahan agar bajunya tidak mengenai bagian dadanya. Selintas saya lihat ada perban yang menutup dadanya bagian atas. Benak saya pun, dipenuhi sejuta tanya. Ada apa gerangan dibalik baju itu? 

Kami langsung minta izin pada pengurus pondok pesantren untuk membawa anak kami ke rumah sakit terdekat, setelah mendapat pengantar dari dokter di klinik pesantren. Bertepatan dengan azan Magrib, aku sampai di salah satu RSIA di daerah Jatiwaringin. Perawat jaga di UGD melihat sepintas pada dada anak kami yang bengkak dan mengandung nanah. Dann, mereka menyerah sebelum melakukan tindakan apapun. Langsung menyarankan kami ke RS Hermina Jatinegara. Sesampainya di RS Hermina bertepatan dengan kejadiaan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan driver ojek online. Seketika ruang IGD menjadi ramai, dan antrian panjang di ruang tunggu. Kami harus menunggu hampir satu jam, karena penilaian secara fisik, Dani masih stabil. Berkali-kali Dani mengatakan pada saya bahwa dadanya sesak, sakit sekali kalau menarik napas. Alhamdulillah, saya berhasil mendekati dokter dan meminta dikosongkan satu bed untuk pemeriksaan Dani.

Dokter memulai pemeriksaan standar sambil menanyakan kronologis kejadian. Saya menjelaskan sependek yang saya ketahui sambil menunjukkan obat-obatan dari klink pesantren. Dokter melanjutkan pemeriksaan dengan membuka perban di dada Dani, untuk melihat seberapa besar infeksi yang disebabkan oleh varicella ini.

Astafirllah, begitu perban dibuka, bagai kran air yang baru dinyalakan, maka mengalirlah nanah dalam jumlah yang tak terbendung oleh tangan dokter. Spontan dokter mengambil tisu untuk menahan kucuran nanah tersebut, namun masih belum cukup. Akhirnya perbanyang tadi ditutupkan lagi di luka Dani, sementara dokter dan perawat mengambil peralatan yang lebih lengkap. 

Saya yang menyaksikan kaget luar biasa, sampai tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Sungguh, kami tidak menyangka bahwa wabah varicella di pondok pesantren, bisa membahayakan keselamatan Dani. Sedikit rasa sesal kami, mengapa Dani tidak segera dirawat di rumah sakit. Seandainya waktu itu, kami tidak memutuskan untuk menengok ke Jakarta, entah bagaimana nasib Dani sekarang. Wallaullam. 

18 komentar:

  1. Ikut gemeter saya membaca bagian wabah yg terakhir itu. Baru tahu sebegitu ngerinya saat cacar jadi parah.
    Naluri ibu memang luar biasa saat anak sakit. Rasanya ada kaitan meski jaraknya jauh. Semoga mas Dani sekarang sehat selaluu. Dipermudah dalam menuntut ilmu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Tante. Alhamdulillah, Dani sekarang udah pindah sekolah ke Sekayu. Karena pemulihan kemarin lumayan lama.

      Hapus
  2. Duh ibu mana yg tidak sedih ya ketika melihat putranya sakit, tapi alhamdulillah bisa cepat ditangani ya Bund, mudah-mudahan Mas Dani selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam menuntut ilmu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, alhamdulillah banget waktu itu kami memutuskan langsung ke Jakarta.

      Hapus
  3. Aku koq deg²an bacanya pas kisah Dani dibuka perbannya. Duuh...kebayang Bun waktu itu melihat langsung. Rasa terbelah jantung yah.
    Alhamdulillah sudah sehat ya Bun. Akhirnya gimana Bun, kembali ke pesantren lagi kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata perasaan saya waktu itu, Bu. Sangat tidak menyangka kalo sakitnya Dani separah itu.

      Hapus
  4. Subhanallah, qodarullah Allah beri kode untuk mbak Eni menuju ke sana. Sebagai jalan untuk mas Dani segera mendapat pertolongan ya mbak

    BalasHapus
  5. Begitu faktanya ya mba, di pesantren memang untuk kasus sakit yang menular cepat penyebarannya. Memang baiknya ada dokter di pesantren jadi tahu begitu ada kasus penyakit menular segera diisolasi atau dipulangkan dl demi kebaikan yang lainnya.

    Sekarang alhamdulillah ya Bun sudah sehat kembali, semoga terus sehat buat semuanya.

    BalasHapus
  6. Anak saya penyintas cerebral palsy mbak, disyukuri dikasih anak istimewa walaupun bolak balik RS. Lagi fokus mengejar ketertinggalan tumbang, eh sakit..mundur lagi tumbangnya. Baru sembuh, eh kejang. Balik RS lagi. Hihihi..alhamdulillah ya..semoga ortunya sehat2 terus..

    BalasHapus
  7. Yuni ikut sesak membaca kisah Dani. Yuni lihat adik bungsu luka dikit saja sudah sedih rasanya. Apalagi jika diposisi bunda dengan luka Dani yang sedemikian itu. Tidak bisa yuni bayangkan.

    BalasHapus
  8. Ya allah, ngilu mbak bacanya. Nggak berani bayangin. Bagian wabah ini, saya juga bingung bagaimana mencegahnya. Apalagi kalau anak2 tinggal di pondok kaya gitu,satu kena yg lain juga kena

    BalasHapus
  9. Ya Allah, baca artikel di bagian akhirnyanya saja, aq gemetar, apalagi mengalami sendiri. Sehat ya Dani

    BalasHapus
  10. Masa anak-anak memang lebih rentan terhadap penyakit, salah satu cara menangkalnya menurut saya sih, setiap anak harus imunisasi lengkap meskipun sebagian orang tua kurang setuju tapi saya sendiri termasuk yang setuju terhadap imunisasi, paling tidak sebagai benteng awal bagi anak

    BalasHapus
  11. Aku ikut gemetaran bacanya. Ya Allah , Alhamdulillah putranya segera mendapat pertolongan terbaik ya, Mbak Enni. Saya baru tahu virus Varicella sebegitu gawat ternyata.
    Semoga Dani sehat selalu selanjutnya ya.

    BalasHapus
  12. Masya Allah mbak, terus gimana kelanjutan wabah yang menjangkiti Dani di pesantren? sampe nanahnya ngucur kayak gitu...
    Semoga anak-anak kita senantiasa dijaga oleh ALlah ya mbak....
    Semoga diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menuntut ilmu, apalagi di pesantren yang jauh dari pengawasan orangtua. Hanya kepada Allah saja kita menitipkannya

    BalasHapus
  13. Subhanallah, sakitnha bisa separah itu ya, Bun. Dan kebayang itu pas sakitnya di pondok pasti gak karuan heu, pernah ngalamin juga sakit parah pas di pondok. Masya Allah, tapi hanya Allah lah yang Maha Menyembuhkan. Berharap kesembuhan hanya padaNya

    BalasHapus
  14. Ya Rabb, jadi ikut sedih bacanya. Jadi pembelajaran penting bahwa penyakit memang bisa mengancam kapan saja dan ditularkan lewat apa saja. Noted, Bund.

    BalasHapus
  15. ya allah, ngeri bacanya sambil tahan nafas nih. Semoga Dani baik-baik saja ya mbak, ditunggu loh ceritanya di blog

    BalasHapus

Menikmati Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC

Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC   Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ib...