Senin, 21 Oktober 2019

Konektivitas Transportasi Mendukung Daerah Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir, Sumatera Utara
Sumber:  https://instagram.com/kemenhub151


Setahun yang lalu, saya beserta suami dan anak-anak sempat merasakan tinggal di wilayah Indonesia Timur. Tepatnya di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dari Jakarta kami terbang ke Ambon atau Ternate. Selanjutnya, kami akan menumpang KM. Permata Bunda ke Pelabuhan Sanana, Kepulauan Sula. Kalo start dari Ambon, kami akan berlayar selama 12 jam. Kalo start dari ternate, waktu tempuhnya menjadi lebih lama, yaitu 14 jam. Lumayan puas pokoknya, mah, naik kapal lautnya. Hehehe..

Secara geografis Kepulauan Sula lebih dekat ke Ambon, akan tetapi secara administratif, Kepualuan Sula masuk ke Ternate, Maluku Utara. Dengan jarak sejauh itu, seharusnya Kepulauan Sula sudah memiliki layanan penerbangan perintis. Selama ini, sudah ada Bandara Emalamo yang beroperasi di Sula, tapi penerbangannya hanya ada 2x seminggu. Sedangkan jumlah calon penumpang sangat banyak. Oleh karena itu, ketika pemerintah Bapak Jokowi-Jusuf Kalla mencanangkan program Indonesia Sentris, besar harapan saya Kepulauan Sula akan dilirik juga.

Pelabuhan Sanana, Kepulauan Sula, Maluku Utara
Dokpri


Capaian Lima Tahun Kemenhub
Dikutip dari laman Kementrian Perhubungan , Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa program Indonesia Sentris telah membuka akses keterisolasian dan meningkatkan perekonomian suatu daerah.

Kemenhub melakukan pembangunan infrastrukstur transportasi dengan pendekatan Indonesia Sentris, untuk membuka keterisolasian. Caranya dengan memberikan dukungan aksesbilitas terhadap daerah 3TP (terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan).

Di antaranya melalui penyediaan prasarana 18 rute tol laut, dengan tujuan menekan disparitas harga di Indobesia Timur. Saya merasakan perbedaan harga yang signifikan saat tinggal di Maluku Utara. Sandal jepit yang harga 25 ribu di Jakarta, bisa seharga 50 ribu jika dijual di Maluku utara. Luar biasa, bukan?

Selain itu, Kementrian Perhubungan juga menyediakan 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, KA, SDP, laut dan udara). Dan pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan dan terisolir.

Ada juga Program Jembatan Udara, yang diupayakan untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah 3TP untuk pemerataan dan memberantas kesenjangan ekonomi.

Peran Konektivitas Bagi Daerah Wisata
Sebagai bentuk upaya peningkatan konektivitas transportasi untuk daerah wisata, salah satunya Kementrian Perhubungan mendukung Danau Toba sebagai Kawasan Startegis Pariwisata Nasional (KSPN).

Kementrian Perhubungan akan memperbaiki Bandara Sibisa di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Pada tahap awal pembangunan, terminal penumpang Bandara Silbila yang baru akan dilengkapi dengan apron berukuran 10 x 50 meter, yang dapat menampung 3 pesawat sekelas ATR-72.

Bandara Silbila nantinya akan berbagi peran dengan Bandara Silangit. Selain itu juga akan dibangun dermaga penyeberangan, penyediaan kapal RoRo, dan juga bus. Nantinya akan tersedia bus dari dan menuju Danau Toba yang akan disubsidi, sehingga lebih terjangkau oleh pengunjung.

Bandar Udara Letung, Kepulauan Anambas, Kepri
Sumber: https://instagram.com/kemenhub151

Konektivitas Kepualaun Anambas
Pulau Anambas terkenal dengah wisata Taman Laut-nya. Para diving dari penjuru dunia bergantian datang mengunjungi Anambas. Dari yang hanya menikmati pemandangan bawah lautnya saja, hingga ke ilmuwan yang mengadakan penelitian di lautan Anambas. Akses menuju ke sana lumayan sulit. Maklum, seperti halnya kabupaten-kabupaten yang ada di kepulauan, transportasi ke Anambas masih sangat terbatas.

Kementrian Perhubungan mulai membenahi Bandar udara Letung, yang terletak di Pulau Jemaja, kecamatan Jemaja Timur, kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau ini. Bandara yang dibangun pada tahun 2014 ini, mulai beroperasi tahun 2016 dengan total investasi sebesar 200 milyar dana APBN. Menteri Perhubungan mengharapkan, Bandar Udara Letung dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata di pulau terluar ini, yang dijadikan Taman Wisata Laut Nasioanal.
Bandara Nop Deliat, Dekai Yahukimo, Papua Barat
Sumber: https://instagram.com/kemenhub151


Konektivitas Wilayah Papua
Untuk pengembangan konektivitas wilayah Papua, Kementrian Perhubungan akan mengembangkan empat bandara di Papua Barat. Yaitu Bandara Rendani Manokwari, Bandara Siboru Fakpak, Bandara Raja Ampat, dan Bandara Domine Edward Osok, Sorong.

Bandara Nop Deliat di Dekai Yahukimo akan dijadikan bandara penghubung dari dan ke tengah pulau Papua. Posisi Dekai bisa dicapai dari arah Selatan dan dari dua tempat. Yaitu dari Asmat dan dari Mappi melalui sungai. Oleh karena pola distribusi logistik ke Papua menjadi lebih mudah dengan kapasitas yang lebih besar.

Bandara Rembele, Tanah Gayo, Nangroh Aceh Darussalam
Sumber: https://instagram.com/kemenhub151

Konektivitas Tanah Gayo
Mau berkunjung ke Tanah Gayo? Dataran Tinggi Gayo yang terletak di Provinsi Nangroh Aceh Darussalam ini, memiliki potensi wisata alam yang terkenal. Seperti Danau Laut Tawar, Goa Loyang Koro, Pantan Terong, dan Goa Putri Pukes. Untuk menjangkau Dataran Tinggi Gayo, kita bisa melewati Bandar Udara Rembele.

Sebagai perwujudan Nawa Cita Presiden jokowi, untuk melayani masyarakat di daerah terpencil, Bandar Udara Rembele telah melayani penerbangan komersil dari dan ke Bandara Kuala Namu.

Dengan berbagai kemudahan akses di atas, semoga potensi wisata daerah-daerah terpencil di Indonesia semakin terekspos. Semakin banyak kunjungan wisatawan, Insyaallah akan meningkatkan perekonomian kreatif masyarakata, yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Jangan lupa, selanjutnya menjadi tugas kita bersama untuk menjaga semua fasilitas tersebut. 

See, sekarang jika ingin mengunjungi daerah wisata di atas, sudah menjadi lebih mudah, bukan? Yuk, jadikan daerah-daerah di atas sebagai destinasi wisatamu sekarang juga!


"Tulisan ini diikutsertakan dalam 
Blogger Writing Competition "Transportasi Unggul, Indonesia Maju"



Referensi: 
Website kemenhub: http://dephub.go.id
Twitter: https://twitter.com/kemenhub151
Facebook: https://www.facebook.com/kemenhub151
Instagram: https://instagram.com/kemenhub151

Rabu, 16 Oktober 2019

Hal-hal yang Menyebabkan Anak Menderita Sakit

Walaupun sudah menjalani gaya hidup sehat, dan sudah melakukan imunisasi, tetap tidak menutup kemungkinan anak kita menderita sakit. Oleh karena, anak yang sudah memasuki usia sekolah, sudah mulai beraktivitas dan bersentuhan dengan dunia luar. Ini berarti anak memiliki resiko tinggi terpapar berbagai penyebab sakit. 
Apalagi jika anak sering menggunakan fasilitas umum, seperti toilet, bus, kereta api, dan lain sebagainya. Berbagai virus dan kuman berterbangan di sekitar anak. Jika anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, InsyaAllah ia akan baik-baik saja. Berbeda dengan anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah, akan mudah sekali terserang sakit. 

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak menderita sakit, di antaranya adalah sebagai berikut:
A.  Kondisi Fisik (bawaan lahir)
Idealnya seorang anak yang sehat memiliki fisik yang sempurna. Panca indera ynag lengkap, serta organ dalam yang berfungsi dengan baik. Seperti jantung yang bertugas memompa darah bisa bekerja dengan baik, paru-paru bekerja dengan baik sehingga pernapasan anak tidak terganggu. Kondisi ginjal yang bekerja dengan baik mengatur sistem pembuangan. Sayangnya, tidak semua anak beruntung dilahirkan dengan kondisi yang sempurna. Ada beberapa anak spesial yang memiliki keterbatasan pada fisiknya. 

Seperti anak-anak yang memiliki kelainan pada jantung, atau kekurangan fisik lainnya. Anak-anak spesial ini mudah sekali bereaksi terhadap virus atau kuman di sekelilingnya. Contohnya virus flu. Jika menyerang anak lain, dampaknya tidak akan terlalu parah. Cukup dengan menambah asupan buah, dan air minum serta istirahat yang cukup, maka flu akan sembuh dengan sendirinya. 

Akan tetapi jika menyerang  anak spesial yang memiliki kelainan pada jantung, maka virus flu akan menjadi masalah besar bagi dirinya. Tak jarang, hanya karena terserang flu, membuat mereka harus masuk rumah sakit. 

Begitu juga dengan anak-anak dengan cerebal palsy. Kondisi fisik mereka sangat rentan, hingga tak jarang terserang sakit. Tertular batuk dari saudaranya saja, bisa membuat anak cerebal palsy masuk rumah sakit. 

Ada anak-anak yang lahir dengan kondisi gagal ginjal pun demikian. Mereka terpaksa keluar masuk rumah sakit untuk kebutuhan cuci darah, atau transfusi darah ketika HB darahnya nge-drop. Saya juga mengenal seorang batita yang mengidap leukimia. Kondisinya yang naik turun memaksanya untuk sering keluar masuk rumah sakit.


B.  Keadaan Darurat (kecelakaan, trauma, wabah)
Menurut KBBI, suatu keadaan dikatakan darurat jika keadaan ini tidak disangka-sangka dan membutuhkan penangan serius. Dalam kehidupan, seringkali kita harus menghadapi kondisi darurat. Baik yang menimpa diri kita sendiri, ataupun keluarga dan sahabat. Saat keadaan darurat ini, kita dituntut berpikir dengan jernih sehingga bisa membuat keputusan yang bijaksana. 

Apa saja keadaan darurat yang bisa membuat anak-anak jatuh sakit? Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Keracunan
Beberapa waktu yang lalu, kita juga mendengar berita tentang anak pondok pesantren yang keracunan makanan. Diberitakan mereka habis menyantap hidangan saat ada acara di pondok, dan tak lama kemudian, satu per satu santri dan santriwàti mengalami muntah-muntah, pusing dan sakit perut. Oleh karena yang mengalami muntah-muntah semakin banyak, maka dibawalah ke puskesmas terdekat. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata anak-anak ini terindikasi mengalami keracunan makanan. 

Keracunan makanan tidak bisa dianggap enteng. Harus segera dilakukan penanganan serius. Apalagi jika keracunan zat-zat berbahaya atau overdosis terhadap obat-obatan tertentu. Kejadian overdosis pada anak-anak ini berbeda dengan overdosis pada orang dewasa. Kejadian overdosis pada anak-anak sering terjadi karena keteledoran orang dewasa yang meletakkan obat-obatan dalam jangkauan anak-anak. 

Pernah mendengar anak-anak yang meneguk langsung sebotol obat pereda demam? Anak-anak tertarik dengan rasa buah yang menjadi campuran dalam obat demam mereka. Mereka tidak mengetahui kalau ada kandungan lain yang menyertai raxa buah tersebut. Salah satunya adalah asetaminofen. Konsumsi asetaminofen berlebih dapat membuat anak-anak keracunan. 

Gejala keracunan asetaminofen terjadi dalam 4 tahap yaitu:
a. Stadium 1
Pada beberapa jam awal, setelah terminum. Biasanya belum timbul gejala khusus.
b. Stadium 2
Setelah 24 jam, mulai ada gejala mual dan muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa hati tidak berfungsi normal.
c. Stadium 3
Pada hari ketiga atau kelima, muntah masih terus berlanjut. Diketahui bahwa hati hampir tidak berfungsi dan ada gejala kegagalan fungsi hati.
d. Stadium 4
Setelah lima hari, anak akan membaik atau justru meninggal karena kegagalam fungsi hati. 

Tindakan yang dilakukan untuk menyelamatakan anak yang keracunan asitaminofen biasanya dengan memberikan obat untuk merangsang muntah, dan menguras lambungnya dengan air. 

2. Wabah
Suatu hari di bulan Oktober 2018, kami dihubungi oleh pihak pesantren tempat putra kami menuntut ilmu. Mereka mengabarkan kalau putra kami terserang wabah cacar yang menyerang anak-anak santri. Ada beberapa santri yang terkena, dan putra kami mendapat berkah sebagai yang terparah. Dua hari kemudian saya dan suami tiba di pesantren, setelah menempuh perjalanan darat selama 24 jam dari Sekayu, Sumatera Selatan menuju Jakarta. 

Hati orang tua mana yang tidak pilu melihat kondisi buah hati yang berbeda 180° dari saat terakhir bertemu. Dia yang biasanya ceria dan lincah, berjalan tertatih-tatih menemui kami, setengah membungkuk sambil memegang ujung bajunya di bagian dada. Yup, dia menahan agar bajunya tidak mengenai bagian dadanya. Selintas saya lihat ada perban yang menutup dadanya bagian atas. Benak saya pun, dipenuhi sejuta tanya. Ada apa gerangan dibalik baju itu? 

Kami langsung minta izin pada pengurus pondok pesantren untuk membawa anak kami ke rumah sakit terdekat, setelah mendapat pengantar dari dokter di klinik pesantren. Bertepatan dengan azan Magrib, aku sampai di salah satu RSIA di daerah Jatiwaringin. Perawat jaga di UGD melihat sepintas pada dada anak kami yang bengkak dan mengandung nanah. Dann, mereka menyerah sebelum melakukan tindakan apapun. Langsung menyarankan kami ke RS Hermina Jatinegara. Sesampainya di RS Hermina bertepatan dengan kejadiaan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan driver ojek online. Seketika ruang IGD menjadi ramai, dan antrian panjang di ruang tunggu. Kami harus menunggu hampir satu jam, karena penilaian secara fisik, Dani masih stabil. Berkali-kali Dani mengatakan pada saya bahwa dadanya sesak, sakit sekali kalau menarik napas. Alhamdulillah, saya berhasil mendekati dokter dan meminta dikosongkan satu bed untuk pemeriksaan Dani.

Dokter memulai pemeriksaan standar sambil menanyakan kronologis kejadian. Saya menjelaskan sependek yang saya ketahui sambil menunjukkan obat-obatan dari klink pesantren. Dokter melanjutkan pemeriksaan dengan membuka perban di dada Dani, untuk melihat seberapa besar infeksi yang disebabkan oleh varicella ini.

Astafirllah, begitu perban dibuka, bagai kran air yang baru dinyalakan, maka mengalirlah nanah dalam jumlah yang tak terbendung oleh tangan dokter. Spontan dokter mengambil tisu untuk menahan kucuran nanah tersebut, namun masih belum cukup. Akhirnya perbanyang tadi ditutupkan lagi di luka Dani, sementara dokter dan perawat mengambil peralatan yang lebih lengkap. 

Saya yang menyaksikan kaget luar biasa, sampai tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Sungguh, kami tidak menyangka bahwa wabah varicella di pondok pesantren, bisa membahayakan keselamatan Dani. Sedikit rasa sesal kami, mengapa Dani tidak segera dirawat di rumah sakit. Seandainya waktu itu, kami tidak memutuskan untuk menengok ke Jakarta, entah bagaimana nasib Dani sekarang. Wallaullam. 

Senin, 14 Oktober 2019

Lakukan 3 Hal Ini Agar Anak Terhindar dari Sakit

Rasanya sangat menyedihkan kalo si kecil sakit, ya. Rumah yang biasanya rame oleh gelak tawanya, tiba-tiba terasa sepi. Meja makan yang biasanya nggak pernah rapi, malah seperti belum disentuh sama sekali. Camilan yang biasanya cepat habis, malah nggak ditengok. Bun jadi salah tingkah dan mati gaya, deh. Biasanya pagi-pagi udah rempong oleh celoteh mereka, yang butuh ini dan butuh itu.

Anak yang sehat
Sumber: pexels.com

Tetiba, menjadi hening dan sepi. Walaupun hanya sakit ringan seperti demam atau flu, tetap saja mempengaruhi vitalitas mereka. Mainnya jadi terbatas, dan sekolah pun tak jarang jadi terpaksa izin dulu. Apalagi jika sedang dalam masa pancaroba seperti sekarang. Peralihan dari musim kemarau panjang, menuju musim hujan. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah matahari yang besar sepanjang tahun. Apalagi tahun ini, musim kemarau berlangsung cukup panjang. Selain debu dan panas matahari yang luar biasa, ditambah lagi dengan kabut asap akibat kebakaran hutan dan kebakaran lahan di berbagai daerah. 

Lokasi kebakaran lahan di Sekayu, Sumatera Selatan
Sumber: dokpri


Kondisi ini menjadi pemicu bagi gangguan kesehatan anak-anak. Tidak sedikit anak-anak yang menderita gangguan pernafasan akibat kondisi alam sekarang ini. Harus kita akui bahwa kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat beraktivitas dengan maksimal. Suasana hati menjadi riang dan penuh semangat, dan siap menaklukan dunia. 

Sayangnya, kita sering tidak menyadari pentingnya kesehatan hingga suatu saat merasakan ada yang berbeda dengan tubuh. Apalagi jika ini menyangkut anak-anak. Anak yang sudah besar mungkin bisa mengungkapkan jika ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Akan tetapi, bagaimana dengan anak yang lebih kecil. 

Anak-anak ini hanya bisa menangis, dan merengek saat merasakan hal yang tidak nyaman dengan tubuhnya. Orang tua yang tidak peka, hanya menganggap suasana hati anak sedang tidak baik, sehingga cenderung rewel. Padahal, sikap rewel mereka merupakan indikasi dari rasa tidak nyaman atau rasa sakit yang dirasakan anak.

Waspada terhadap gejala yang terlihat
Setiap gejala yang tidak biasa, sekalipun itu adalah gejala yang ringan, hendaklah diwaspadai. Pengalaman beberapa orang teman menjelaskan tentang hal ini. Balita yang sering terjatuh saat belajar berjalan, harus diwaspadai. Jika intensitas jatuhnya melebihi anak-anak seusianya. 

Anak yang sering pilek, juga harus diwaspadai, jika intensitas pileknya jauh lebih banyak daripada sembuhnya. Anak yang jarang buang air kecil maupun air besar, juga harus diwaspadai. Anak yang mudah lelah, dengan napas tersengal, jangan dianggap sepele atau menganggap anak hanya kecapekan saja. 

Waspada bukan berarti menakut-nakuti dengan sesuatu yang belum pasti. Waspada berarti bersiap dengan kondisi yang mungkin akan terjadi. Dengan bersikap waspada, kita bisa melakukan langkah pengobatan dan pencegahan yang lebih dini. Hal ini diharapkan dapat mencegahnya menjadi penyakit yang lebih serius. 

Untuk menjaga kesehatan anak-anak, ada tiga hal yang bisa kita lakukan, yaitu dengan memberikan imunisasi, dan pemberian gizi yang cukup, dan menjaga kebersihan.

1. Melakukan Imunisasi
Salah satu cara menjaga kesehatan anak-anak adalah dengan memberikan imunisasi sesuai dengan usianya. Imunisasi merupakan proses pemberian vaksin pada anak atau bayi. Pertama kali dikenalkan oleh seorang sarjana asal Inggris, Janner tahun 1797. Pemberian vaksin ini terbukti berhasil menguatkan imunitas anak. Ada beberapa penyakit yang bisa di cegah dengan imunisasi, seperti:
a. TBC
b. DPT
c. Tetanus
d. Polio
e. Campak
f. Hepatitis B
g. MMR
h. Flu
i. Disentri 

Walaupun banyak orang tua yang kontra terhadap pemberian imunisasi pada anak, silakan saja. Akan tetapi, masih banyak juga yang percaya pada manfaat pemberian imunisasi pada anak-anak. Jika Anda memilih untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, segera cari imun pengganti untuk anak. Tidak ada paksaan untuk hal ini. Intinya lakukan hal terbaik dan maksimal untuk perlindungan buah hati Anda. 

2. Gizi yang Baik
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita adalah apa yang kita makan. Ini artinya fisik kita, mencerminkan asupan yang kita makan. Apakah sesuai dengan standar gizi atau belum. Apalagi untuk anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, asupan gizi yang cukup sangat penting bagi mereka. Kecukupan gizi ini hendaknya disadari oleh kepala keluarga (Ayah) dan wakilnya (Ibu). Ayah bertanggungjawab terhadap kebutuhan gizi anak-anak dengan memastikan ketersediaan bahan makanannya. Sedangkan ibu bertugas mengolahnya menjadi masakan yang mengundang selera bagi anak-anak.

Asupan buah dan sayur yang bagus untuk anak
Sumber: pexels.com


Menu makanan yang seimbang
Gizi yang baik sesuai dengan piramida makanan yang dianjurkan oleh tenaga ahli kesehatan. Artinya anak-anak harus mendapatkan asupan gizi yang lengkap. Mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran hijau, buah-buahan, serta susu. Jika Anda sedang melakukan diet tertentu seperti diet karbo, anak-anak jangan diikutkan dalam program diet Anda, kecuali jika anak Anda menderita obesitas. Itupun harus didampingi oleh dokter ahli gizi, tidak bisa sembarangan diet. 

Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memberikan makanan yang cukup gizi bagi anak. Cukup sajikan sepiring nasi, sepotong ikan atau tempe, dan tumis kangkung saja, sudah memenuhi standar kelengkapan gizi. Tidak harus ayam atau daging. 

Gizi buruk
Di beberapa daerah, saya menemukan kasus gizi buruk pada balita. Ironisnya, balita ini tidak selamanya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ada beberapa dari keluarga guru ASN. Mengapa balita ini sampai terkena gizi buruk? Alasannya hanya karena si balita susah makan. Dann, si ibu tidak melakukan apa-apa agar anaknya mau makan.

Ikan bakar
Sumber: pexels.com


Anak saya Dani (13 tahun), akan kehilangan napsu makan jika saya memasak ikan. Alasannya bukan karena Dani tidak suka ikan, melainkan karena Dani pernah melihat saya tertelan duri ikan hingga batuk-batuk, muntah sampai keluar air mata. Hal ini membuat Dani trauma dan tidak mau makan dengan lauk ikan. Solusinya adalah saya yang mengambilkan nasi dan memilah-milah ikan dari durinya. Alhamdulillah, Dani bisa makan dengan lahap tanpa rasa khawatir. 

So, jika anak Anda tergolong susah makan, segera cari tahu sebabnya. Jangan biarkan berlarut-larut hingga anak mengalami kekurangan gizi. 

3. Menjaga Kebersihan
Menjaga kebersihan ini meliputi tiga hal, yaitu kebersihan diri sendiri, kebersihan lingkungan, dan kebersihan bahan makanan. Oleh karena itu, membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk menjaga kebersihan ini. Setidaknya antar anggota keluarga harus saling peduli tentang lingkungan ini. 

Kebersihan diri
Kita tahu bahwa kuman itu ada di mana-mana, sehingga kita harus membersihkan tubuh sedikitnya dua kali sehari. Kulit yang bersih membuat kita terhindar dari berbagai penyakit kulit. Selain itu, tangan yang bersih saat menyantap makanan membuat makanan menjadi aman untuk dimakan. 

Kebersihan rumah tinggal
Selain itu, kebersihan rumah sebagai tempat tinggal juga harus diperhatikan. Di berbagai daerah terpencil, ada banyak rumah yang tergolong tidak layak huni. Dengan lantai masih berupa tanah, tanpa jendela yang cukup untuk sirkulasi udara, serta tidak memiliki kamar mandi yang layak. 

Rumah dengan sirkulasi yang baik
Sumber: pexels.com


Lalu, bagaimana jika anak sering beraktivitas di luar rumah. Bekali mereka dengan cairan pencuci tangan yang praktis, hingga tangan bisa tetap bersih saat tibanya waktu makan. Usahakan juga agar anak-anak membawa bekal makanan dari rumah, sehingga tidak perlu jajan sembarangan di sekolah. Kecuali kantin sekolahnya sudah lolos standar kebersihan dari dinas terkait. 

Demikianlah, tiga hal yang bisa dilakukan agar anak terhindar dari sakit. Diharapkan dengan ikhtiar di atas, akan mengurangi resiko anak jatuh sakit. Selamat mencoba! 

#ChallengeJoearaganArtikel
#BlogJadiBuku

Menikmati Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC

Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC   Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ib...