Sabtu, 14 Juli 2018

Dukung Asian Games dari Daerahku

Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6872 yang kami tumpangin dari Jakarta mendarat dengan mulus di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Waktu menunjukkan pukul 09.44 Wib. Tidak ada perbedaan waktu kali ini. Setelah selesai mengurus bagasi, Daddy langsung menginsyaratkan agar langsung keluar saja. Kakaknya yang berjanji menjemput ternyata sudah datang. 

Tentu, tidak ada alasan untuk berlama-lama di bandara. Walaupun aku tidak dapat menyembunyikan rasa kagumku pada bandara kotaku ini. Berbagai ornamen khas Palembang menghiasi lemari yang berfungsi sebagai etalase sepanjang koridor kedatangan, seperti songket-songket dengan berbagai corak dan kedai-kedai yang menjual pempek.


Miniatur Rumah Limas Palembang di bandara SMB II

Sepanjang koridor juga terdapat beberapa spanduk, standing banner dan slide yang menyatakan kesiapan dukung bersama Palembang sebagai penyelenggara Asian Games. Sebagai anak Palembang yang banyak menghabiskan waktu di tanah rantau, aku bangga kotaku didaulat sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia.

Seminggu yang lalu, saat kami tiba di bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Jakarta juga terlihat sedang berbenah. Penerbangan 3,5 jam dari bandara Pattimura, Ambon membuatku sedikit pusing. Mungkin karena pesawat kami delay 2 jam dan rasa ngantuk yang datangnya telat, ketika pesawat kurang 1 jam lagi mendarat. Berbagai proyek pembangunan terlihat di sepanjang jalan.



Pembangunan Jalan Tol Palembang


Daddy meringis, ketika mencoba menggunakan aplikasi grab untuk memesan transportasi online. Entah sudah berapa kali ia mencoba, namun aplikasinya selalu gagal loading. Sepertinya sinyal provider mengalami gangguan karena pembangunan tiang-tiang pancang di sepanjang jalan. Jakarta adalah tempat berlangsungnya acara pembukaan dan penutupan Asian Games nantinya, sehingga persiapan Jakarta tidak main-main. Aku juga melihat spanduk-spanduk yang menyatakan dukungan terhadap Asian Games.

Tentu saja, siapa yang tidak bangga negaranya atau kotanya menjadi tuan rumah sebuah pesta olahraga terbesar setelah Olimpiade. Berbeda dengan Jakarta yang sudah memiliki lebih dulu berbagai fasilitas olahraga bertaraf internasional, Palembang harus lebih banyak berbenah. Kotaku ini sedang giat-giatnya membangun. Berbagai veneu cabang olahraga dipersiapkan secara maksimal. Tentu bukan perkara mudah bagi pemerintah Sumatera Selatan untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana untuk event Asian Games. Oleh karena itu, kita harus mengapresiasi pemerintah setempat yang mempersiapkannya dengan sebaik mungkin.


Jembatan Musi II

Pelaksanaan Asian Games 2018 ini berlangsung dari tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018. Momen ini merupakan kesempatan untuk mengenalkan pariwisata Indonesia pada dunia luar. Diperkirakan puluhan ribu orang akan menghadiri Asian Games 2018. Terdiri dari para atlet, pelatih, dan para official. Belum lagi para sponsor, wisatawan dalam dan luar negeri yang ingin menyaksikan acara spektakuler ini. Sudah siapkah kita melayani mereka? Menyambutnya & keramahan khas Indonesia, kesantunan berbahasa, kenikmatan aneka kuliner yang ada, serta keanekaragaman budaya kita.


Anak-anak Klub Panahan Sekayu

Oh ya, salah satu cabang olahraga Asian Games 2018 adalah panahan. Sebagai salah satu dari tiga olahraga yang di-sunnah-kan dalam ajaran Islam, aku pun semangat memperkenalkan panahan pada anak-anak. Untunglah, ada klub panahan di Sekayu, kampung halamanku. Sekayu merupakan kota kabupaten di sebelah utara Palembang. Kota yang terletak di sepanjang aliran Sungai Musi ini memiliki pesona tersendiri, dan mengajak anak-anakku berlatih panahan adalah bentuk dukunganku bagi Asian Games 2018.



Sebanyak tiga kali dalam seminggu, aku menemani mereka berlatih. Lihatlah, Dani sedang mengatur kuda-kuda kakinya, memasang anak panah pada busur, lalu menariknya sejajar di bawah dagu. Setelah konsentrasi beberapa detik, ia pun melepaskan anak panahnya. Untuk kemudian melesat menembus target sasaran. Anak 12 tahun itu nyengir ketika melihat 6 anak panah yang dilepasnya banyak yang keluar sasaran. It's okay, Dani. Tetaplah berlatih, sebagai bentuk dukunganmu pada Asian Games 20q8. Bagaimana denganmu, apa bentuk dukunganmu? Mari kita dukung bersama  Asian Games 2018 ini dengan cara kita masing-masing. 


#DukungBersĂ ma
#AsianGames2018

Rabu, 04 Juli 2018

Petakan Mimpimu Bersama Dreamboard, si Papan Mimpi

Sejak kecil, saya terbiasa menulis mimpi-mimpi yang ingin dicapai. Salah satunya adalah kuliah di kota provinsi. Yup, bagi anak yang tinggal di kota kabupaten yang jauh dari keramaian, melanjutkan sekolah di kota besar adalah sebuah kemewahan. Kota besar pertama yang saya jangkau adalah Palembang. Walaupun jaraknya hanya tiga jam dari Sekayu, namun tidak semua orang bisa dengan mudah mencapainya. Setidaknya di tahun 1990-an saat transportasi dan telekomunikasi belum selancar sekarang.

Satu persatu mimpi yang saya tuliskan terwujud. Ternyata menuliskan mimpi juga banyak dilakukan orang lain. Indscript Training Center di bawah pimpinan Indari Mastuti bahkan mengeluarkan produk khusus untuk mencatat mimpi. Produk ini disebut dreamboard atau papan mimpi.

Gambar: Dreamboard
Sumber: fanpage Indscript Creative

Dreamboard membuat saya dan emak-emak lain lebih mudah menuliskan mimpi. Ada banyak target yang bisa dituliskan di sana. Seperti target karier atau pekerjaan, target kesehatan, target ibadah, target keluarga,target penampilan dan lain sebagainya.

Tergantung target mana yang mau dikejar lebih dahulu. Jika dulu saya cukup puas menulis mimpi dan target saya di buku tulis, sekarang ada dreamboard yang desainnya kece hingga tambah semangat mengejar mimpi.

Menulis mimpi membuat hidup lebih berwarna. Seperti berjalan dengan menentukan tujuan terlebih dahulu. Setiap proses yang dilakukan dalam mencapai tujuan akan menjadi kenikmatan tersendiri.

Yuk, tulis mimpimu bersama dreamboard.



#IndscriptWriting
#IndscriptCreative
#EmakSuperboard

Menikmati Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC

Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC   Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ib...