Selamat pagi Indonesia..
17 Agustus 2017
17 Agustus 2017
Hal pertama yang dilakukan saat bangun tidur itu adalah buka tab dan hp hehe. Biasanya cuma buat ngecek pesan penting aja, sih. Ternyata bener, ada undangan dari sekretaris pribadi bupati untuk menghadiri Detik-detik Proklamasi RI ke-72 di Istana Daerah Kepulauan Sula.
Whatt? Istana Daerah? Apaan tuh? Istana Daerah atau sering disebut ISDA adalah rumah dinas bagi Bupati Kepulauan Sula, Maluku Utara. Merupakan miniatur dari Istana Negara yang di Jakarta. Menurut Daddy, Kepulauan Sula adalah satu-satunya Kabupaten yang memiliki miniatur Istana Negara. Sayangnya, Bun nggak dapat info tentang luas keseluruhan ISDA ini.
Tampak samping ISDA
Awalnya, pagi ini kami berencana mau pergi ke Fatkayon di bagian ujung paling Selatan Kepulauan Sula. Menemanin Daddy dan Om Tony survey ke daerah Pantai Pasir Putih serta survey ke beberapa titik banjir. Tetapi karena undangan ini, maka kami pun siap-siap untuk mengikuti Detik-detik Proklamasi ke-72.
Dani dan Dika heran, mengapa mereka harus menggunakan batik. Padahal yang mereka tau, teman-teman yang diajak upacara di ISDA menggunakan seragam putih-merah. Untunglah, setelah dijelasin Daddy, nggak ada debat lagi dengan mereka..:D
Ini kostum yang akhirnya kami pake :D
Sementara Bun punya masalah sendiri, nih. Ternyata Bun lupa bawa korset dari Palembang. Sedangkan untuk memakai kain seperti di atas itu kudu pake korset. Akhirnya balik lagi ke zaman prasejarah, deh. Menggunakan tali rapia alias tali plastik sebagai ikat pinggang hihi..Untung kainnya nggak kedodoran, yaa
Upacara diikuti oleh anak-anak sekolah SD, SMP, SMA, organisasi pemuda, pramuka, guru, camat, kepala dinas, kepolisian, TNI, Brimob dan para veteran. Bagi tamu dan undangan, disediakan tempat duduk di bagian sayap Istana Daerah. Sayap kiri untuk kades, orang tua anggota paskibraka dan sayap kanan untuk kadis, guru, dan undangan lainnya termasuk Daddy.
Bapak Bupati beserta seluruh jajarannya
Diawali pukulan kavaleri dari Drum Band SMAN 1 Sanana, lagu Garuda Pancasila dan bangun Pemuda-pemudi. Upacara dipimpin oleh komandan upacara dari kesatuan Brimob yang memasuki lapangan upacara pada jam 09.30 WIT. Sayang, Bun lupa namanya karena nama Timur yang masih susah Bun eja hikss. Inspektur upacara adalah Bapak Bupati Kepulauan Sula, Bapak Hendrata Thes.
Upacara berlangsung lancar dan khidmat. Letusan meriam sebanyak 17 kali, mewarnai detik-detik proklamasi Republik Indonesia yang ke-72 ini. Diawali dengan Tanda kebesaran buka, pembacaan naskah proklamasi oleh ketua DPD Kab. Kep. Sula Bapak Ismail Kale, dan diakhiri dengan tanda kebesaran tutup. Setelah pembacaan doa, maka hal yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu Pengibaran Bendera Merah Putih.
Pasukan Paskibraka memasuki lapangan upacara
Penyerahan bendera pusaka oleh Bupati Kepulauan Sula
pada petugas paskibraka
Terakhir kali Bun merinding mendengar lagu Indonesia Raya itu adalah saat di Istana Negara 17 Maret 1996. Hari ini perasaan merinding itu terasa lagi. Ada rasa hangat di sudut mata saat mendengar lagu Indonesia Raya di sini, di pulau terpencil, jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga besar.
Selesai pengibaran bendera, ada atraksi dari para pelajar Kota Sanana. Berupa operet tentang perjuangan rakyat melawan penjajah, atraksi dari TNI dan Brimob. Serta diakhiri dengan atraksi Drum Band SMA Negeri 1 Sanana. Bun terpesona dengan Drum band ini.
Drum Band SMAN 1 Sanana
Sebagai mantan anak Drum Band, yang sempat manggung di Parade Senja Istana Negara zaman Ibu Tien dulu, Bun tau kalo kualitas Drum Band ini jauh di atas Drum Band yang ada di tanah air kami, dan mereka layak untuk tampil di Istana Negara Jakarta.
Operet Perlawanan Masyarakat Terhadap Penjajah
Dani dan Dika tampak antusias dengan upacara 17 Agustus pertama mereka. Yup, ini pertama kalinya mereka ikut memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga mereka nggak kaget, jika tahun depan upacaranya harus berdiri di barisan, bukan duduk manis di bawah tenda seperti ini.
Dirgahayu Indonesiaku, semoga makin aman, makin tentram dan makin jaya.
Sanana, 17 Agustus 2017