Adakah Emak yang belum pernah berutang seumur hidupnya? Wah, hebat sekali jika Emak belum pernah berutang. Pertahankan ya, Maks! Mengapa Bun bilang begitu? Oleh karena berutang itu seperti sebuah lingkaran setan, Mak. Jika seseorang udah merasakan "nikmatnya" berutang, biasanya suka ketagihan untuk berutang lagi. Entah itu utang konsumsi atau utang produktif. Selalu ada pembenaran untuk melakukannya.
Apalagi jika Emak memiliki teman atau saudara yang bisa dijadikan tempat berutang. Ada banyak modus yang dilakukan saat mau berutang. Ada yang datang dengan wajah memelas, dan berjanji bahwa utangnya hanya sebentar saja. Bahkan ada yang sampai berlinang airmata, seakan-akan hidupnya tergantung sepenuhnya sama si pemberi utang. Sayangnya, ketika berhasil berutang, banyak Emak yang mangkir dari tanggungjawab untuk melunasi utangnya. Tidak hanya molor dari waktu yang dijanjikan, namun ada juga yang "menghilang". Tiba-tiba saja enggak bisa dihubungi. Nomor handphone-nya mendadak sibuk melulu. Kalopun ketemu, sebisa mungkin menghindar dari si pemberi utang. Kalo sudah begini, apa bukan termasuk zalim namanya, Mak? Sengaja ingkar dari janji melunasi utang. Ingatt, yang Di Atas itu Maha Melihat, lho..Yakin mau kabur dari tanggungjawab??
Apalagi jika Emak memiliki teman atau saudara yang bisa dijadikan tempat berutang. Ada banyak modus yang dilakukan saat mau berutang. Ada yang datang dengan wajah memelas, dan berjanji bahwa utangnya hanya sebentar saja. Bahkan ada yang sampai berlinang airmata, seakan-akan hidupnya tergantung sepenuhnya sama si pemberi utang. Sayangnya, ketika berhasil berutang, banyak Emak yang mangkir dari tanggungjawab untuk melunasi utangnya. Tidak hanya molor dari waktu yang dijanjikan, namun ada juga yang "menghilang". Tiba-tiba saja enggak bisa dihubungi. Nomor handphone-nya mendadak sibuk melulu. Kalopun ketemu, sebisa mungkin menghindar dari si pemberi utang. Kalo sudah begini, apa bukan termasuk zalim namanya, Mak? Sengaja ingkar dari janji melunasi utang. Ingatt, yang Di Atas itu Maha Melihat, lho..Yakin mau kabur dari tanggungjawab??
Ada juga Emaks yang berutang untuk keperluan bisnis. Bisa sebagai modal awal berbisnis ataupun untuk perluasan bisnis, seperti ketika merasa harus menambah produk. Dengan dalih utangnya akan dilunas setelah produk berhasil terjual atau setelah modalnya kembali. Namun apa daya, Emak yang begini juga banyak yang ingkar dari kewajibannya untuk membayar utang. Bahkan terkesan lebih galak, kalo ditagih utangnya. Seakan-akan hanya ia yang mempunyai kesilitan hidup, dan minta toleransi tak terbatas dari si pemberi utang. Capek deh..
Untuk utang konsumsi, biasanya para Emak akan tergiur untuk membeli baju baju, tas ber-merk terkenal atau membeli kendaraan baru. Emak yang kerja kantoran atau punya bisnis sendiri, melakukan utang konsumsi ini dengan menggunakan kartu kredit. Yup, sebagai pengganti uang tunai, pemakaian kartu kredit merupakan sebuah kemudahan yang menyesatkan. Mengapa Bun bilang menyesatkan? Oleh karena pemilik kartu cenderung ingin menggunakan kartu terus menerus. Apalagi terdapat banyak penawaran yang menggiurkan dari bank-bank penerbit kartu kredit.
Jika penggunaannya tidak dikontrol, maka akan menimbulkan pembengkakan tagihan. Tagihan-tagihan ini adalah utang yang harus Emak bayar. Sayangnya, banyak pemilik kartu kredit yang mengalami kesulitan melunasi utang-utang mereka. Ini dikarenakan jumlah tagihan sudah melewati batas kemampuan mereka dalam membayar. Apalagi bank penerbit kartu kredit, menetapkan bunga yang tidak sedikit. Jika tidak dilakukan pembayaran, Emak akan didatangi oleh debt collector yang akan menagih utang dengan sikap yang jauh dari ramah. Bahkan ada beberapa debt collector yang menggunakan kekerasan verbal dan non verbal.
See, ternyata utang lebih banyak mendatangkan masalah daripada manfaatnya. Sebaiknya Emak berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk berutang. Banyak kok, orang yang sukses tanpa harus berutang. Tipsnya adalah mengelompokkan kebutuhan Emak dan keluarga ke dalam bagian-bagian berikut:
- Sangat Penting, seperti bahan makanan, listrik, air, telepon, sekolah anak-anak dan bayar utang.
Untuk utang konsumsi, biasanya para Emak akan tergiur untuk membeli baju baju, tas ber-merk terkenal atau membeli kendaraan baru. Emak yang kerja kantoran atau punya bisnis sendiri, melakukan utang konsumsi ini dengan menggunakan kartu kredit. Yup, sebagai pengganti uang tunai, pemakaian kartu kredit merupakan sebuah kemudahan yang menyesatkan. Mengapa Bun bilang menyesatkan? Oleh karena pemilik kartu cenderung ingin menggunakan kartu terus menerus. Apalagi terdapat banyak penawaran yang menggiurkan dari bank-bank penerbit kartu kredit.
Jika penggunaannya tidak dikontrol, maka akan menimbulkan pembengkakan tagihan. Tagihan-tagihan ini adalah utang yang harus Emak bayar. Sayangnya, banyak pemilik kartu kredit yang mengalami kesulitan melunasi utang-utang mereka. Ini dikarenakan jumlah tagihan sudah melewati batas kemampuan mereka dalam membayar. Apalagi bank penerbit kartu kredit, menetapkan bunga yang tidak sedikit. Jika tidak dilakukan pembayaran, Emak akan didatangi oleh debt collector yang akan menagih utang dengan sikap yang jauh dari ramah. Bahkan ada beberapa debt collector yang menggunakan kekerasan verbal dan non verbal.
See, ternyata utang lebih banyak mendatangkan masalah daripada manfaatnya. Sebaiknya Emak berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk berutang. Banyak kok, orang yang sukses tanpa harus berutang. Tipsnya adalah mengelompokkan kebutuhan Emak dan keluarga ke dalam bagian-bagian berikut:
- Sangat Penting, seperti bahan makanan, listrik, air, telepon, sekolah anak-anak dan bayar utang.
- Penting, adalah hal-hal yang berhubungan dengan poin pertama, namun bisa ditangguhkan sebentar.
- Tidak Penting adalah hal-hal yang dilakukan atau tidak, enggak mempunyai pengaruh yang berarti.
Lalu bagaimana jika Emak sudah terlanjur berutang? Segera lunasi utang secepat mungkin. Caranya bagaimana?
1. Segera catat utang dan targetkan mau bayar yang mana dulu.
2. Alokasikan gaji atau pendapatan Emak setiap bulan, untuk membayar utang.
3. Cari pemasukkan tambahan khusus untuk melunasi utang.
Nah, semoga kedepannya Emak mulai bijak memutuskan untuk berutang, yaa? Jangan sampai berutang menjadi sebuah lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Percayalah dengan kekuatan rezeki langit ya, Mak. Insya Allah, akan terbuka jalan rezeki yang halal bagi Emak dan keluarga, tanpa harus berutang.
#AlumniSekolahPerempuan- Tidak Penting adalah hal-hal yang dilakukan atau tidak, enggak mempunyai pengaruh yang berarti.
Lalu bagaimana jika Emak sudah terlanjur berutang? Segera lunasi utang secepat mungkin. Caranya bagaimana?
1. Segera catat utang dan targetkan mau bayar yang mana dulu.
2. Alokasikan gaji atau pendapatan Emak setiap bulan, untuk membayar utang.
3. Cari pemasukkan tambahan khusus untuk melunasi utang.
Nah, semoga kedepannya Emak mulai bijak memutuskan untuk berutang, yaa? Jangan sampai berutang menjadi sebuah lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Percayalah dengan kekuatan rezeki langit ya, Mak. Insya Allah, akan terbuka jalan rezeki yang halal bagi Emak dan keluarga, tanpa harus berutang.