Rabu, 08 November 2017

Belajar Nulis Status Cantik Bersama Joeragan Artikel

Emak-emak zaman now hampir semuanya menggunakan sosial media, khususnya facebook. Mulai dari yang ikut-ikutan biar kekinian, hingga yang memanfaatkan facebook sebagai lahan bisnis.

Nah, untuk alasan yang terakhir ini, Emak membutuhkan ilmu nulis status yang keren. Mengapa? Oleh karena nggak semua warga facebook nyaman dengan status jualan para Emak, yang jualan online.

Untuk itu Joeragan Artikel di bawah pimpinan Ummi Aleeya, mengadakan kelas Status Cantik setiap bulannya. Materi kelas Status Cantik cocok bagi Emak yang mau mem-branding diri sebagai penulis atau pebisnis.

Oh ya, yang membuat kelas ini makin keren adalah materi tambahan serta pendampingannya. Jadi, selain materi tentang cara menulis status yang enak di baca, ada juga materi cara memotret, serta program saling endors sesama peserta.

Seru nggak, tuh? Alumninya malahan bisa gabung sebagai Pasukan Endors, lho. Pasukan Endors ini adalah salah satu jasa yang ditawarkan oleh Joeragan Artikel kepada para pebisnis UKM. Pasukan Endors terdiri dari beberapa penulis yang akan menulis review mereka terhadap produk klien.

Dengan posting yang terjadwal, dan konten yang menarik, Pasukan Endors berhasil menaikkan pamor produk sang klien. Gimana Mak? Naksir jadi Pasukan Endors? Atau mau belajar nulis status yang keren aja?

Bisa banget, kebetulan besok malam kelas Status Cantik tayang. Karena belajarnya Kamis 9 Nov 2017 malam, so, Emak masih sempat buat daftar. Saya tunggu ya, Mak ;)





Minggu, 05 November 2017

Indari Mastuti, Mendidik Generasi Melalui Sekolah Gratis Indonesia

Kemajuan teknologi sekarang, entah bagaimana membuat adanya pergeseran gaya hidup pada masyarakat. Anak-anak yang tadinya diasuh secara penuh oleh orang tua, sekarang mulai dititip ke asisten rumah tangga. Tak jarang anak-anak ini malah menjadi lebih akrab dengan asisten rumah tangga, dibanding orang tuanya sendiri. Inilah yang membuat karakter anak-anak sekarang tidak sesantun dan semanis zaman dahulu.

Anak-anak mulai mengenal sinetron, suka membully teman yang dianggap lemah. Keprihatinan inilah yang membuat Indari Mastuti terketuk pintu hatinya. Terinspirasi dari putri sulungnya Nanit, beliau pun mengumpulkan anak-anak di sekitar rumahnya. Setiap hari anak-anak ini "bermain" di rumah Indari. Mulai dari menggambar, mewarnai, membaca bahkan hingga memotong kuku bersama.

Gerakan ini diawali di Bandung daerah Moh. Toha dan menyebar ke seluruh Indonesia. Kok bisa? Oleh karena Indari Mastuti menyuarakan gagasannya di sosial media.

Di antara ribuan friend list-nya ini, banyak yang akhirnya mendukung gerakan Indari. Mereka beramai-ramai menyishkan satu ruang di rumah mereka, untuk mendukung kegiatan ini.

Hingga sekarang, sudah ada 16 cabang Sekolah Gratis Indonesia, yang tersebar di berbagai wilayah.  Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga memiliki ide yang sama? Yuk, kita rapatkan barisan, saling bergandengan memberi perhatian tambahan  pada mereka. Agar makin banyak anak yang terselamatkan.

#SekolahGratisIndonesia
#IndariMastuti 

Jumat, 18 Agustus 2017

Saat Dani dan Dika mengikuti Detik-detik Proklamasi di Kepulauan Sula, Maluku Utara

Selamat pagi Indonesia..

17 Agustus 2017
Hal pertama yang dilakukan saat bangun tidur itu adalah buka tab dan hp hehe. Biasanya cuma buat ngecek pesan penting aja, sih. Ternyata bener, ada undangan dari sekretaris pribadi bupati untuk menghadiri Detik-detik Proklamasi RI ke-72 di Istana Daerah Kepulauan Sula.

Whatt? Istana Daerah? Apaan tuh? Istana Daerah atau sering disebut ISDA adalah rumah dinas bagi Bupati Kepulauan Sula, Maluku Utara. Merupakan miniatur dari Istana Negara yang di Jakarta. Menurut Daddy, Kepulauan Sula adalah satu-satunya Kabupaten yang memiliki miniatur Istana Negara. Sayangnya, Bun nggak dapat info tentang luas keseluruhan ISDA ini.


Tampak samping ISDA


Awalnya, pagi ini  kami berencana mau pergi ke Fatkayon di bagian ujung paling Selatan Kepulauan Sula. Menemanin Daddy dan Om Tony survey ke daerah Pantai Pasir Putih serta survey ke beberapa titik banjir. Tetapi karena undangan ini, maka kami pun siap-siap untuk mengikuti Detik-detik Proklamasi ke-72. 

Dani dan Dika heran, mengapa mereka harus menggunakan batik. Padahal yang mereka tau, teman-teman yang diajak upacara di ISDA menggunakan seragam putih-merah. Untunglah, setelah dijelasin Daddy, nggak ada debat lagi dengan mereka..:D 


Ini kostum yang akhirnya kami pake :D

Sementara Bun punya masalah sendiri, nih. Ternyata Bun lupa bawa korset dari Palembang. Sedangkan untuk memakai kain seperti di atas itu kudu pake korset. Akhirnya balik lagi ke zaman prasejarah, deh. Menggunakan tali rapia alias tali plastik sebagai ikat pinggang hihi..Untung kainnya nggak kedodoran, yaa

Upacara diikuti oleh anak-anak sekolah SD, SMP, SMA, organisasi pemuda, pramuka, guru, camat, kepala dinas, kepolisian, TNI, Brimob dan para veteran. Bagi tamu dan undangan, disediakan tempat duduk di bagian sayap Istana Daerah. Sayap kiri untuk kades, orang tua anggota paskibraka dan sayap kanan untuk kadis,  guru, dan undangan lainnya termasuk Daddy.


Bapak Bupati beserta seluruh jajarannya

Diawali pukulan kavaleri dari Drum Band SMAN 1 Sanana, lagu Garuda Pancasila dan bangun Pemuda-pemudi. Upacara dipimpin oleh komandan upacara dari kesatuan Brimob yang memasuki lapangan upacara pada jam 09.30 WIT. Sayang, Bun lupa namanya karena nama Timur yang masih susah Bun eja hikss.  Inspektur upacara adalah Bapak Bupati Kepulauan Sula, Bapak Hendrata Thes.

Upacara berlangsung lancar dan khidmat. Letusan meriam sebanyak 17 kali, mewarnai detik-detik proklamasi Republik Indonesia yang ke-72 ini. Diawali dengan Tanda kebesaran buka, pembacaan naskah proklamasi oleh ketua DPD Kab. Kep. Sula Bapak Ismail Kale, dan diakhiri dengan tanda kebesaran tutup. Setelah pembacaan doa, maka hal yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu Pengibaran Bendera Merah Putih.


Pasukan Paskibraka memasuki lapangan upacara



Penyerahan bendera pusaka oleh Bupati Kepulauan Sula 
pada petugas paskibraka


Terakhir kali Bun merinding mendengar lagu Indonesia Raya itu adalah saat di Istana Negara 17 Maret 1996. Hari ini perasaan merinding itu terasa lagi. Ada rasa hangat di sudut mata saat mendengar lagu Indonesia Raya di sini, di pulau terpencil, jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga besar. 

Selesai pengibaran bendera, ada atraksi dari para pelajar Kota Sanana. Berupa operet tentang perjuangan rakyat melawan penjajah, atraksi dari TNI dan Brimob. Serta diakhiri dengan atraksi Drum Band SMA Negeri 1 Sanana. Bun terpesona dengan Drum band ini. 


Drum Band SMAN 1 Sanana

Sebagai mantan anak Drum Band, yang sempat manggung di Parade Senja Istana Negara zaman Ibu Tien dulu, Bun tau kalo kualitas Drum Band ini jauh di atas Drum Band yang ada di tanah air kami, dan mereka layak untuk tampil di Istana Negara Jakarta. 


Operet Perlawanan Masyarakat Terhadap Penjajah


Dani dan Dika tampak antusias dengan upacara 17 Agustus pertama mereka. Yup, ini pertama kalinya mereka ikut memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga mereka nggak kaget, jika tahun depan upacaranya harus berdiri di barisan, bukan duduk manis di bawah tenda seperti ini. 

Dirgahayu Indonesiaku, semoga makin aman, makin tentram dan makin jaya. 

Sanana, 17 Agustus 2017

Rabu, 05 Juli 2017

Ketika Ibu Ngantor di Rumah




Sewaktu masih kuliah dulu, cita-cita saya adalah menjadi seorang wanita karier yang mandiri secara financial. Dengan blazer kerja yang modis, sepatu boots yang keren serta menenteng tas bermerk. Hehe..Alhamdulilah, cita-cita saya tersebut meleset. Yup, karena saya lulusan Teknik Sipil, makanya kerjaannya lebih banyak di lapangan. Bukan ruang kerja ber-AC seperti yang saya impikan.

Perjalanan hidup akhirnya menjadikan saya sebagai seorang istri dengan dua putra. Sebenarnya suami tidak melarang saya untuk bekerja, namun ritme bekerja di Jakarta enggak sanggup saya ikuti. Akhirnya saya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja, sambil mencari peluang yang bisa dikerjakan dari rumah. Hingga pada tahun 2006, suami membuatkan akun facebook buat saya.

Pelan-pelan, saya belajar berselancar di dunia maya, mencari peluang yang kira-kira bisa dikerjakan dari rumah. Akhirnya saya bertemu dengan grup nulis khusus ibu-ibu. Setelah melewati berbagai training nulis, audisi dan lomba-lomba, akhirnya saya berhasil menerbitkan 2 buku solo dengan nama sendiri, 2 buku dengan nama klien dan 3 buku antologi. 


Buku solo pertama saya terbitan Elex Media, 2014


Semua training ini saya ikuti secara online, bermodalkan laptop suami hingga akhirnya punya laptop sendiri. Tahun 2015 akhir, saya mulai bekerja sebagai content writer di beberapa situs online. Pekerjaan ini sangat menyenangkan, karena bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Modalnya hanyalah laptop atau tablet dan koneksi internet yang mumpuni.

Saat suami ngajak liburan ke Bandung, Yogya atau bahkan saat kami berlibur ke Dataran Tinggi Dieng, saya enggak pernah galau soal kerjaan. Sekalipun klien minta revisi, saya bisa ngelakuinnya sambil jalan. Asalkan sinyal dari provider yang saya pake kencang, maka kerjaan pun lancar. Nah, masalah koneksi internet ini enggak menjadi masalah saat saya dan keluarga masih tinggal di Jakarta dan Tangerang. Namun, ketika kami pindah ke Sekayu, Musi Banyuasin Sumatera Selatan, sinyal internet sangat menguji iman hehe.

Posisi rumah kami yang berada di tepi Sungai Musi, membuat sinyal internet dari provider yang  saya pakai, sangat jelek. Untuk mengirim email dengan satu lampiran saja, terkadang membutuhkan waktu 24 jam. Rasanya benar-benar stress, serasa pengen jedotin kepala ke laptop, deh.

Untuk menjaga profesionalisme di mata klien, saya selalu mengirim hasil kerjaan sehari sebelum deadline. Namun, penderitaan saya belum selesai. Suatu hari suami mengabarkan bahwa kami sekeluarga akan pindah ke Kepulauan Sula, Maluku Utara. Oh my god, ketika saya cek di google maps, ternyata lokasi Kepulauan Sula berada di tengah laut dan selat. Sekelilingnya adalah Laut Maluku, Laut Seram, Selat Mangole dan Laut Banda. Untuk keluar dari pulau, harus rela menghabiskan 14 jam di kapal laut untuk menuju kota terdekat yaitu Ternate. Bisa juga menuju Ambon, dengan jarak tempuh 12 jam kapal laut.

Woww, kebayang kan, gimana pelosoknya rumah kami. Jangan tanya soal sinyal di sini. Saya harus memiliki stok sabar yang sangat luar biasa, sebagai seorang ibu yang bekerja dari rumah, dengan mengandalkan internet. Di rumah yang kami tempatin di Kepulauan Sula ini, saya sampai harus keluar-masuk ruangan, dari kamar tidur, ruang tamu, ruang makan hingga ke dapur, hanya untuk mengirimkan satu email. Apalagi jika lampiran emailnya lumayan banyak, maka paket data di tab harus nyala selama 24 jam. Sehingga ketika sinyalnya lagi bagus, file saya bisa sukses terkirim. Benar-benar menguras energi.
Saya sempat kepikiran, mungkinkah internet bisa menjadi fasilitas publik yang disediakan pemerintah? Seperti air PAM, telepon dari TELKOM atau listrik dari PLN. Sehingga internet menjadi fasilitas standar yang harus ada di setiap kota atau perumahan. 
Ngomong-ngomong masalah perumahan, ternyata perumahan yang fokus menyediakan fasilitas internet sudah ada di Indonesia, lho. Perumahan tersebut adalah cyberhome @Tamansari Cyber, Bogor. Perumahan dengan konsep minimalis ini menyediakan layanan internet hingga 100 Mbps-10 Gbps. Kerenn yaa, andai di Kepulauan Sula ada rumah berbasis cyberhome juga. Mm, who's know? Maybe someday..



Jumat, 16 Juni 2017

Jangan Mudah Berutang

Adakah Emak yang belum pernah berutang seumur hidupnya? Wah, hebat sekali jika Emak belum pernah berutang. Pertahankan ya, Maks! Mengapa Bun bilang begitu? Oleh karena berutang itu seperti sebuah lingkaran setan, Mak. Jika seseorang udah merasakan "nikmatnya" berutang, biasanya suka ketagihan untuk berutang lagi. Entah itu utang konsumsi atau utang produktif. Selalu ada pembenaran untuk melakukannya.

Apalagi jika Emak memiliki teman atau saudara yang bisa dijadikan tempat berutang. Ada banyak modus yang dilakukan saat mau berutang. Ada yang datang dengan wajah memelas, dan berjanji bahwa utangnya hanya sebentar saja. Bahkan ada yang sampai berlinang airmata, seakan-akan hidupnya tergantung sepenuhnya sama si pemberi utang. Sayangnya, ketika berhasil berutang, banyak Emak yang mangkir dari tanggungjawab untuk melunasi utangnya. Tidak hanya molor dari waktu yang dijanjikan, namun ada juga yang "menghilang". Tiba-tiba saja enggak bisa dihubungi. Nomor handphone-nya mendadak sibuk melulu. Kalopun ketemu, sebisa mungkin menghindar dari si pemberi utang. Kalo sudah begini, apa bukan termasuk zalim namanya, Mak? Sengaja ingkar dari janji melunasi utang. Ingatt, yang Di Atas itu Maha Melihat, lho..Yakin mau kabur dari tanggungjawab??



Ada juga Emaks yang berutang untuk keperluan bisnis. Bisa sebagai modal awal berbisnis ataupun untuk perluasan bisnis, seperti ketika merasa harus menambah produk. Dengan dalih utangnya akan dilunas setelah produk berhasil terjual atau setelah modalnya kembali. Namun apa daya, Emak yang begini juga banyak yang ingkar dari kewajibannya untuk membayar utang. Bahkan terkesan lebih galak, kalo ditagih utangnya. Seakan-akan hanya ia yang mempunyai kesilitan hidup, dan minta toleransi tak terbatas dari si pemberi utang.  Capek deh..

Untuk utang konsumsi, biasanya para Emak akan tergiur untuk membeli baju baju, tas ber-merk terkenal atau membeli kendaraan baru.  Emak yang kerja kantoran atau punya bisnis sendiri, melakukan utang konsumsi ini dengan menggunakan kartu kredit. Yup, sebagai pengganti uang tunai, pemakaian kartu kredit merupakan sebuah kemudahan yang menyesatkan. Mengapa Bun bilang menyesatkan? Oleh karena pemilik kartu cenderung ingin menggunakan kartu terus menerus. Apalagi terdapat banyak penawaran yang menggiurkan dari bank-bank penerbit kartu kredit.

Jika penggunaannya tidak dikontrol, maka akan menimbulkan pembengkakan tagihan. Tagihan-tagihan ini adalah utang yang harus Emak bayar. Sayangnya, banyak pemilik kartu kredit yang mengalami kesulitan melunasi utang-utang mereka. Ini dikarenakan jumlah tagihan sudah melewati batas kemampuan mereka dalam membayar. Apalagi bank penerbit kartu kredit, menetapkan bunga yang tidak sedikit. Jika tidak dilakukan pembayaran, Emak akan didatangi oleh debt collector yang akan menagih utang dengan sikap yang jauh dari ramah. Bahkan ada beberapa debt collector yang menggunakan kekerasan verbal dan non verbal.

See, ternyata utang lebih banyak mendatangkan masalah daripada manfaatnya. Sebaiknya Emak berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk berutang. Banyak kok, orang yang sukses tanpa harus berutang. Tipsnya adalah mengelompokkan kebutuhan Emak dan keluarga ke dalam bagian-bagian berikut:
- Sangat Penting, seperti bahan makanan, listrik, air, telepon, sekolah anak-anak dan bayar utang.
- Penting, adalah hal-hal yang berhubungan dengan poin pertama, namun bisa ditangguhkan sebentar.
- Tidak Penting adalah hal-hal yang dilakukan atau tidak, enggak mempunyai pengaruh yang berarti.

 Lalu bagaimana jika Emak sudah terlanjur berutang? Segera lunasi utang secepat mungkin. Caranya bagaimana?
1. Segera catat utang dan targetkan mau bayar yang mana dulu.
2. Alokasikan gaji atau pendapatan Emak setiap bulan, untuk membayar utang.
3. Cari pemasukkan tambahan khusus untuk melunasi utang.

Nah, semoga kedepannya Emak mulai bijak memutuskan untuk berutang, yaa? Jangan sampai berutang menjadi sebuah lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Percayalah dengan kekuatan rezeki langit ya, Mak. Insya Allah, akan terbuka jalan rezeki yang halal bagi Emak dan keluarga, tanpa harus berutang.

#AlumniSekolahPerempuan

Minggu, 26 Februari 2017

6 Cara Mengubah Tulisan Menjadi Transferan

Apakah kamu suka menulis? Ingin menjadikan nulis sebagai karier atau bisnis? Penasaran, gimana mengubah tulisan menjadi transferan? Bisakah berbisnis tulisan? Alias menjual tulisan. Tentu saja, bisaa. Seperti halnya bisnis yang lain, kamu hanya butuh produk untuk dijual. Lalu, mencari pasar yang tepat untuk produkmu. Nah, sebagai seorang penulis, PRODUKmu adalah TULISAN. Sekarang kamu tinggal mencari PASAR, dan siap mengubah tulisan menjadi transferan. Namun, prakteknya tidak segampang itu. Buktinya banyak penulis yang akhirnya gigit jari, lalu balik kanan! Berikut ini adalah cara mengubah tulisan menjadi transferan.

 1. Tentukan PRODUK yang mau dijual. Masih ingat kan, cerpen-cerpen yang merajai majalah remaja dulu. Para penulis yang mengirim cerpen-cerpen tersebut, mendapat bayaran ketika cerpennya dimuat. Itu adalah salah satu cara MENJUAL tulisan. Cerpen-cerpen itu adalah PRODUK yang mereka jual. Selain itu kamu juga bisa menjadi seorang Ghostwriter alias penulis bayangan. Misalnya menulis artikel untuk website pebisnis, menulis status fanpage pengusaha, atau bisa juga menulis autobiografi.

 2. Bangun Relasi Zaman sosial media seperti sekarang, kamu tentu punya beberapa akun di media sosial. Sudahkan kamu mengenali orang-orang yang ada di friendlist-mu? Siapa saja mereka? Apa profesinya? Apa kegiatannya? Cari tahu kebutuhannya. Kenali mereka dan jalinlah hubungan dengan baik.

 3. Bangun Branding Sebagai Penulis Dengan menggunakan social media, proses membangun branding menjadi lebih muda. Kamu cukup updated status secara rutin dan konsisten. Tentu saja status yang menginspirasi. Misalnya, yang berhubungan dengan karier menulis yang ingin dibangun. Tentang hobi menulismu dan tips menulis lainnya.

 4. Buat Database Setelah mengenal friendlist dengan baik, buatlah database berdasarkan info yang kamu dapat. Siapa saja yang pebisnis online? Siapa yang pengusaha? Siapa yang profesional? Dengan mengetahui profesi dan aktivitas mereka, kamu jadi tahu kebutuhan mereka seperti apa. Simpan kontak mereka berdasarkan kelompok profesi-nya.

 5. Buatlah penawaran produk melalui email. Buatlah sebuah email penawaran jasamu, yang di-blast ke email-email yang ada di database. Jangan mengirim email penawaran setiap hari. Cukup seminggu atau sebulan sekali.

 6. Ikut pelatihan nulis Salah satunya bisa ikut kelas Berbisnis Tulisan yang diadakan oleh KMO bekerja sama dengan Indscript. Materinya kerenn, plus dimentori oleh 3 orang yang pasti kamu kenal baik di dunia penulisan. Beliau adalah Dewa Eka Prayoga, Indari Mastuti dan Tendi Murti. Pasti mahal yaak? Secara diampu oleh tiga orang mentor kece gituu. Alhamdulilah, insvestasinya masih manusiawi banget-lah. Cukup dengan 299 ribu aja.

Lalu gimana caranya kalo mau daftar? Langsung WA diriku yaa..di 0812 8686 1079 ;) . Semoga setelah belajar cara mengubah tulisan menjadi transferan ini, kamu punya modal yang mumpuni untuk mulai action, yaa.


 

Menikmati Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC

Menikmatinya Serunya #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC   Saya dan suami merupakan generasi perantau. Suami bahkan lebih dulu merantau ke ib...